Ambon, 13/2 (Antaranews Maluku) - Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI bekerja sama dengan Mabes TNI AD menggelar kegiatan Asistensi Pendidikan Pancasila dan Bela Negara di Ambon, Selasa diikuti 500 peserta berasal dari 25 Sekolah Menengah Pertama di Kota Ambon.
Dirjen Dikdasmen Kemendikud, Hamid Muhamad dalam sambutannya pada upacara pembukaan di Makorem 151/Binaiya mengatakan, kegiatan Asistensi Pendidikan Pancasila dan Bela Negara tindaklanjut dari Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter yang sudah diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo.
"Pendidikan karakter anak-anak di sekolah perlu dikuatkan terutama karakter yang berkaitan dengan Pendidikan Pancasila dan Bela Negara," kata Hamid.
Menurut dia, bela negara adalah bentuk kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UU 1945. Pembelaan negara bukan semata-mata tugas TNI tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya.
"Bela negara jika secara fisik dilakukan dengan mengangkat senjata menghadapi musuh, secara non fisik dapat diartikan meningkatkan rasa nasionalisme, mencintai tanah air dan berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara," ujarnya.
Karena itu, dalam rangka meningkatkan rasa cinta terhadap negara Indonesia, pihaknya melaksanakan program-program yang mengarah pada upaya pembelaan kepada negara dan pengenalan terhadap aparat negara atau sejenisnya.
"Kegiatan ini cukup penting dan strategis bagi pembinaan karakter anak-anak dan para pendidik melalui asistensi pendidikan Pancasila dan Bela Negara bagi para? siswa/i SMP di Kota di Kota Ambon," katanya.
Menurut dia kegiatan ini juga merupakan mement yang langka sehingga patut diberikan dukungan.
"Kami atas nama pemerintah Kota Ambon khususnya Dinas Pendidikan Kota Ambon sangat mendukung kegiatan ini," ujar Fahmy.
Dia juga menyampaikan ucapan selamat datang kepada para tamu dari Jakarta khususnya dari Kemendikbud dan Mabes TNI AD.
"Ambon ini kota yang kecil saja, tetapi toleransinya sangat tinggi sekali, kendati berbeda suku dan agama tetapi kami hidup rukun dan damai," katanya.
Karena itu, Fahmy mengimbau para tamu dari Kemendikbud untuk menikmati keindahan Kota Ambon dan mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada.
"Setelah bapak/ibu kembali dari Ambon bisa promosikan kepada keluarga dan teman, bahwa Kota Ambon sangat indah dan aman untuk dikunjungi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
Dirjen Dikdasmen Kemendikud, Hamid Muhamad dalam sambutannya pada upacara pembukaan di Makorem 151/Binaiya mengatakan, kegiatan Asistensi Pendidikan Pancasila dan Bela Negara tindaklanjut dari Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter yang sudah diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo.
"Pendidikan karakter anak-anak di sekolah perlu dikuatkan terutama karakter yang berkaitan dengan Pendidikan Pancasila dan Bela Negara," kata Hamid.
Menurut dia, bela negara adalah bentuk kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UU 1945. Pembelaan negara bukan semata-mata tugas TNI tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya.
"Bela negara jika secara fisik dilakukan dengan mengangkat senjata menghadapi musuh, secara non fisik dapat diartikan meningkatkan rasa nasionalisme, mencintai tanah air dan berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara," ujarnya.
Karena itu, dalam rangka meningkatkan rasa cinta terhadap negara Indonesia, pihaknya melaksanakan program-program yang mengarah pada upaya pembelaan kepada negara dan pengenalan terhadap aparat negara atau sejenisnya.
"Salah satu program kegiatan yang dilakukan adalah adalah Asistensi Pendidikan Pancasila dan Bela Negara. Melalui kegiatan tersebut para siswa/i termasuk para guru dapat tumbuh rasa cinta dan memiliki bangsa Indonesia melalui penguatan pendidikan karakter," katanya.
Hamid mengakui bahwa persoalan `SARA` (Suku Agama, Ras, dan Antaragolongan), sekarang mau dimunculkan oleh kelompok-kelompok tertentu agar bangsa Indonesia terus menangani masalah SARA.
"Kita tidak ingin itu terjadi, bangsa lain sudah maju dan berpikir masa depan, sedangkan kita terus diobok-obok dengan masalah SARA dan itu tidak akan pernah selesai. Karena itu, kita dorong anak-anak kita, bahwa tidak jamannya lagi memunculkan isu-isu SARA yang hanya memecah belah bangsa Indonesia," katanya.
"Makanya asistensi pendidikan Pancasila dan Bela Negara ini merupakan bagian dari upaya mencegah Sara dan menyadarkan kepada anak-anak terus berjuang untuk persatuan NKRI," tambahnya.
Hamid mengakui bahwa persoalan `SARA` (Suku Agama, Ras, dan Antaragolongan), sekarang mau dimunculkan oleh kelompok-kelompok tertentu agar bangsa Indonesia terus menangani masalah SARA.
"Kita tidak ingin itu terjadi, bangsa lain sudah maju dan berpikir masa depan, sedangkan kita terus diobok-obok dengan masalah SARA dan itu tidak akan pernah selesai. Karena itu, kita dorong anak-anak kita, bahwa tidak jamannya lagi memunculkan isu-isu SARA yang hanya memecah belah bangsa Indonesia," katanya.
"Makanya asistensi pendidikan Pancasila dan Bela Negara ini merupakan bagian dari upaya mencegah Sara dan menyadarkan kepada anak-anak terus berjuang untuk persatuan NKRI," tambahnya.
Kolonel Inf Yunianto, mewakil Asisten Teritorial TNI AD yang sehari-hari jabatan Paban 2 Puanter Sterat TNI AD mengatakan pihaknya berperan membantu Kemendikbud dengan landasan hukum melalui kerja sama
Panglima TNI dengan Kemendikud untuk membantu pelaksanaan perwujudan pendidikan Pancasila dan Bela Negara.
"Pelaksanaan kegiatan dilakukan di Ambon dan kami mengandeng Kodam XVI/Pattimura dan sebagai pelaksana Korem 151/Binaiya yang melibatkan siswa/i SMP dari 25 sekolah di Kota Ambon," ungkapnya.
Kolonel Yunianto menjelaskan kegiatan program pendidikan Pancasila dan Bela Negara yang digelar di Ambon merupakan program percontohan dari Kemendikbud untuk tahap pertama dan tahap kedua akan dilakukan di Medan, Sumatera Utara.
"Program ini terus berlanjut karena sudah ada kerja sama antara TNI dengan Kemendikbud," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon Fahmy Sallatalohy mengapresiasi kegiatan program pendidikan Pancasila dan Bela Negara yang digelar di Kota Ambon.
Panglima TNI dengan Kemendikud untuk membantu pelaksanaan perwujudan pendidikan Pancasila dan Bela Negara.
"Pelaksanaan kegiatan dilakukan di Ambon dan kami mengandeng Kodam XVI/Pattimura dan sebagai pelaksana Korem 151/Binaiya yang melibatkan siswa/i SMP dari 25 sekolah di Kota Ambon," ungkapnya.
Kolonel Yunianto menjelaskan kegiatan program pendidikan Pancasila dan Bela Negara yang digelar di Ambon merupakan program percontohan dari Kemendikbud untuk tahap pertama dan tahap kedua akan dilakukan di Medan, Sumatera Utara.
"Program ini terus berlanjut karena sudah ada kerja sama antara TNI dengan Kemendikbud," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon Fahmy Sallatalohy mengapresiasi kegiatan program pendidikan Pancasila dan Bela Negara yang digelar di Kota Ambon.
"Kegiatan ini cukup penting dan strategis bagi pembinaan karakter anak-anak dan para pendidik melalui asistensi pendidikan Pancasila dan Bela Negara bagi para? siswa/i SMP di Kota di Kota Ambon," katanya.
Menurut dia kegiatan ini juga merupakan mement yang langka sehingga patut diberikan dukungan.
"Kami atas nama pemerintah Kota Ambon khususnya Dinas Pendidikan Kota Ambon sangat mendukung kegiatan ini," ujar Fahmy.
Dia juga menyampaikan ucapan selamat datang kepada para tamu dari Jakarta khususnya dari Kemendikbud dan Mabes TNI AD.
"Ambon ini kota yang kecil saja, tetapi toleransinya sangat tinggi sekali, kendati berbeda suku dan agama tetapi kami hidup rukun dan damai," katanya.
Karena itu, Fahmy mengimbau para tamu dari Kemendikbud untuk menikmati keindahan Kota Ambon dan mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada.
"Setelah bapak/ibu kembali dari Ambon bisa promosikan kepada keluarga dan teman, bahwa Kota Ambon sangat indah dan aman untuk dikunjungi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018