Ternate, 24/2 (Antaranews Maluku) - Dinas Pangan (Dispan) Maluku Utara (Malut) menjamin provinsi ini tidak akan pernah mengalami rawan pangan, karena daerah berpenduduk 1,2 juta jiwa ini sejak dulu memiliki ketahanan pangan yang kuat.

"Sebagian kebutuhan pangan di Malut memang masih harus didatangkan dari provinsi lain, beras misalnya harus mendatangkan 90 ribu ton lebih per tahun," kata Kepala Dispan Malut, Saiful Turui di Ternate, Sabtu.

Tetapi karena Malut memiliki potensi pangan lokal yang cukup besar dan selama ini menjadi salah satu makanan pokok masyarakat setempat, seperti sagu, ubi kayu, jagung, ubi jalar, keladi dan pisang, sehingga walaupun pasokan beras dari luar Malut mengalami hambatan tidak akan mengakibatkan kerawanan pangan pada masyarakat setempat.

Begitu pula kalau harga beras melonjak seperti yang terjadi dalam tiga bulan terakhir, menurut dia, tidak akan mengakibatkan masyarakat akan kekurangan dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari, karena mereka bisa mengonsumsi pangan lokal sebagai alternatif.

Namun demikian, Dispan Malut bersama instansi terkait lainnya tetap melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya rawan pangan di daerah ini dengan terus meningkatkan areal tanam dan produksi pangan, baik padi maupun pangan lokal lainnya.

Ia mengatakan, untuk meningkatkan areal tanam dan produksi padi misalnya, terus memaksimalkan pencetakan sawah baru dan peningkatan frekuensi tanam menjadi tiga kali setahun melalui pembangunan jaringan irigasi teknis.

Selain itu, memberikan bantuan benih unggul, sarana pertanian, seperti traktor dan mesin panen, terutama di daerah yang menjadi sentra pengembangan pangan di Malut, seperti di Kabupaten Halmahera Timur, Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan dan Kota Tidore Kepulauan.

"Langkah tersebut mulai terlihat hasilnya, dari segi produksi beras misalnya kini sudah mencapai sekitar 50 ribu per tahun, sedangkan dari segi produktivitas padi sawah yang semula hanya sekitar 4 ton per hektare, kini sudah mencapai 7 ton lebih per hektare," katanya.

Sedangkan khusus untuk pangan lokal, Dispan Malut bersama instansi terkait lainnya terus pula memberikan berbagai bantuan kepada petani untuk mengembangkan pangan lokal serta mengeluarkan larangan untuk mengalihfungsikan lahan yang selama ini menjadi lahan pengembangan pangan lokal, terutama pohon sagu.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018