Ternate, 6/4 (Antaranews Maluku) - Harga komoditas perkebunan di Ternate, Maluku Utara (Malut), khususnya komoditas unggulan daerah setempat pada akhir pekan ini bertahan jika dibandingkan dengan pekan lalu.

"Harga komoditas perkebunan semuanya bertahan, karena harga pembelian di daerah tujuan antarpulau, seperti Surabaya juga tidak ada perubahan," kata Hwa Guan, salah seorang pengusaha hasil bumi di Ternate, Jumat.

Harga biji pala kualitas bagus atau di Tenate dikenal dengan nama pala botak tetap Rp60.000/kg, biji pala untuk kualitas standar Rp50.000/Kg dan biji pala hancur Rp20.000/kg.

Begitu pula harga fuli pala, menurut Hwa Guan bertahan di angka Rp130.000/kg dan harga ini merupakan harga Rp120.000-125.000/kg.

Harga cengkih juga bertahan di angka Rp98.000/kg, sementara kakao Rp20.000/kg, namun khusus untuk kakao dalam beberapa pekan terakhir tidak banyak petani yang menjual komoditas itu diduga karena tingginya curah hujan yang mengakibatkan mereka kesulitan menjemur biji kakao.

Ia menyebutkan, untuk harga kopra masih bertahan Rp7.000/kg dan harga ini agak lebih baik jika dibandingkan beberapa pekan lalu yang sempat anjlok pada angka Rp5.000/kg, karena turunnya harga pembelian di daerah tujuan antarpulau.

Para petani kelapa di Ternate, termasuk di daerah lainnya di Malut belum tertarik untuk menjual kopra meski harga sudah mencapai Rp7.000/kg karena harga seperti itu dinilai masih merugikan petani.

Para petani mengharapkan harga kopra bisa mencapai minimal Rp10.000/kg, bahkan kalau bisa mencapai Rp15.000/kg, karena biaya produksi kopra saat ini, seperti biaya petik dan pengasapan semakin mahal, untuk biaya petik misalnya Rp5.000 / pohon.

Pewarta: M. Ponting

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018