Ternate, 12/4 (Antaranews Maluku) - PDAM Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara (Malut) mengakui krisis air bersih terjadi di daerah itu sehingga masyarakat sementara ini memenuhi kebutuhan dengan air kali Desa Ratahaya, Taliabu Barat.

Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Pulau Taliabu, Surahman La Madi di Ternate, Kamis menyatakan air tidak jalan sejak pekan lalu akibat banjir sehingga distrbusi air bersih terganggu karena tertutup lumpur dan pasir.

"Memang, sejak pekan lalu air bersih milik PDAM macet, diduga air macet akibat guyuran hujan selama 4 jam," katanya.

Hal itu membuat sejumlah warga kota Bobong terpaksa menggunakan air kali desa Ratahaya Kecamatan Taliabu Barat (Talbar) sebagai air bersih.

"Kami meminta maaf ke pelanggan PDAM, karena selama dua hari ini, pelayanan kurang maksimal, saya juga baru tiba dari Ternate, olehnya itu saya langsung ke lokasi, jadi kendala air macet itu di karenakan hujan sehingga imteknya itu tertutup dengan lumpur dan pasir sehingga air tidak bisa mengalir sampai dengan hari ini," ujarnya.

Sedangkan, untuk air PDAM sudah jalan kembali namun belum normal seperti biasa, sehingga dibagi untuk wilayah Desa Wayo sudah normal, sementara di Desa Bobong, tinggal di dusun kebun janda dan fangahu yang belum jalan.

Sementara itu, sejumlah daerah di Malut juga mengalami krisis air bersih, terutama di permukiman dataran tinggi Kota Ternate yang mengeluhkan tidak adanya air bersih yang didistribusikan PDAM ke pelanggan sejak enam bulan terakhir, sehingga warga mengandalkan air saat datangnya musim hujan.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018