Ternate (ANTARA) - Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PAM) Ake Gaale, Kota Ternate, Maluku Utara, mengantisipasi krisis stok kebutuhan air bersih dengan cara membatasi penggunaan air bersih secara berlebihan dari pelanggan.
"Kami telah batasi penggunaan air bersih bagi pelanggan dan setiap Kepala Keluarga (KK) gunakan air dibatasi 40 meter kubik per bulan, karena saat ini, rata-rata 18 persen pelanggan gunakan air," kata Plt Dirut PDAM Ake Gaale Kota Ternate, Muhammad Syafei dihubungi di Ternate, Senin.
Dia menyebut, pembatasan kebutuhan stok air bersih bagi pelanggan, karena berdasarkan proyeksi saat ini, untuk kebutuhan air bersih 40 persen melalui air tanah dengan kebutuhan 16,8 juta meter kubik per tahun.
Selain itu, berdasarkan hasil analisis kebutuhan air minum di Ternate, untuk penyediaan air bersih diproyeksikan mencapai 538,30 liter per detik hingga tahun 2030 dan penyediaan air bersih mulai alami kelangkaan pada tahun 2035 yang hanya mencapai 15.254.454 meter kubik dalam setiap tahun.
Baca juga: Pemkot Ternate minta pelayanan PDAM tetap jalan terkait masalah internal
Dia menyebut, hal itu kalau dilihat dari rasio meningkatnya jumlah penduduk hingga 2,2 persen, maka bisa diproyeksikan air alami defisit 654.071 meter kubik dalam setiap tahun dengan asumsi kebutuhan air yang dibutuhkan warga Ternate mencapai 16.441.592 meter kubik per tahun.
Di samping itu pula, PDAM akan mengantisipasi berkurangnya stok kebutuhan air bersih untuk pelanggan yang berada di kawasan ketinggian dan Ternate bagian selatan
Hal itu disampaikan menyusul distribusi air bersih ke berbagai wilayah di Kota Ternate tidak normal, bahkan ada sejumlah kawasan yang air PDAM tidak berfungsi, akibatnya warga harus membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup, karena ada dua unit mesin pompa air alami kerusakan berada di kawasan Ubo-Ubo dengan kapasitas 30 kW seharga ratusan juta itu alami kerusakan saat terjadinya banjir beberapa waktu lalu, tetapi saat ini telah dibenahi.
Baca juga: PDAM antisipasi minimnya stok kebutuhan air bersih di Ternate
Sementara itu, salah satu lembaga yang konsisten dalam pengembangan air bersih Besa Macahaya, melalui ketua Zulkifli mengatakan, ada banyak masukan terkait dengan persediaan air tanah di Kota Ternate, sehingga perlu dibutuhkan dukungan pemangku kepentingan dalam menjaga stabilitas kebutuhan air bersih.
"Sebab, saat ini, warga di pulau terluar seperti Moti, Hiri dan Batang Dua telah merasakan krisis air bersih dan harus dijawab seluruh pihak terkait, melalui penyediaan teknologi dalam mendukung ketersediaan air bersih bagi warga, terutama dalam pemanfaatan air hujan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," kata Zulkifli yang juga satu-satunya tokoh asal Maluku Utara, penerima Kalparu tahun 2022 melalaui ketegori pengabdi lingkungan
Baca juga: Wali Kota Ternate janji atasi terhentinya layanan air PDAM