Ambon, 23/5 (Antaranews Maluku) - Sebanyak 823 pelamar mengikuti seleksi kompetensi dasar calon Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Maluku yang diselenggarakan di Ambon, 22 - 25 Mei 2018.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Maluku, Femmy Sahetapy, di Ambon, Rabu, mengatakan, 823 pelamar itu yang lolos seleksi administrasi.
Padahal yang mendaftar lebih dari 900 pelamar. Namun, setelah seleksi lolos dan pendaftaran untuk mengikuti tes kompetensi dasar calon Praja 823 orang.
"Pelamar 823 orang itu nantinya memperebutkan kuota yang diberikan bagi Maluku pada 2018 sebanyak 49 orang ," ujar Femmy.
Dia mengemukakan, seleksinya kompotensi dasar itu nantinya tinggal 147 pelamar. Tes kesehatan sesuai ketentuan IPDN hanya diberikan kuota 98 pelamar.
Sedangkan, tes psikologi sebelumnya mengikuti seleksi terakhir di kampus IPDN di Jatinangor, Jawa Barat kuotanya hanya 74 orang.
"Jadi para pelamar bersaing ekstra ketat untuk memperebutkan kuota yang diberikan kepada Maluku sebanyak 49 orang, menyusul pada 2018 hanya 38 orang," kata Femmy.
Kuota ini bertambah dibandingkan penerimaan pada 2016 yang hanya 20 orang.
"Jadi penambahan kuota calon praja ini harus dimanfaatkan oleh para lulusan SMA maupun sederajat dari sembilan kabupaten dan dua kota di Maluku," tandas Femmy.
Pertimbangannya, bila kuota 49 orang tidak terpenuhi, maka terbuka peluang untuk formasi tersebut diisi dari provinsi lain.
"Kami harus belajar dari kenyataan pada 2016 dari kuota 20 orang ternyata tidak terpenuhi sehingga dimanfaatkan provinsi lain untuk mengisi formasi tersebut," ujarnya.
Femmy mengingatkan, para calon praja hendaknya mempersiapkan diri sejak dini dengan memperhatikan berbagai aspek.
"Terpenting tes penentuan terakhir yakni pantuhir yang sering mengakibatkan calon praja gugur, makanya para orang tua hendaknya mempersiapkan anaknya yang berminat menjalani pendidikan di IPDN sejak dini," katanya.
Femmy bertekad memenuhi kuota 49 orang tersebut karena minat lulusan SMA maupun sederajat di Maluku mengikuti pendidikan IPDN relatif tinggi.
"Saya tidak menginginkan kenyataan pada 2016 yang kuota 20 orang ternyata hanya bisa memenuhi formasi 18 orang sehingga dua lainnya diisi calon praja IPDN dari provinsi lain," tegasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Maluku, Femmy Sahetapy, di Ambon, Rabu, mengatakan, 823 pelamar itu yang lolos seleksi administrasi.
Padahal yang mendaftar lebih dari 900 pelamar. Namun, setelah seleksi lolos dan pendaftaran untuk mengikuti tes kompetensi dasar calon Praja 823 orang.
"Pelamar 823 orang itu nantinya memperebutkan kuota yang diberikan bagi Maluku pada 2018 sebanyak 49 orang ," ujar Femmy.
Dia mengemukakan, seleksinya kompotensi dasar itu nantinya tinggal 147 pelamar. Tes kesehatan sesuai ketentuan IPDN hanya diberikan kuota 98 pelamar.
Sedangkan, tes psikologi sebelumnya mengikuti seleksi terakhir di kampus IPDN di Jatinangor, Jawa Barat kuotanya hanya 74 orang.
"Jadi para pelamar bersaing ekstra ketat untuk memperebutkan kuota yang diberikan kepada Maluku sebanyak 49 orang, menyusul pada 2018 hanya 38 orang," kata Femmy.
Kuota ini bertambah dibandingkan penerimaan pada 2016 yang hanya 20 orang.
"Jadi penambahan kuota calon praja ini harus dimanfaatkan oleh para lulusan SMA maupun sederajat dari sembilan kabupaten dan dua kota di Maluku," tandas Femmy.
Pertimbangannya, bila kuota 49 orang tidak terpenuhi, maka terbuka peluang untuk formasi tersebut diisi dari provinsi lain.
"Kami harus belajar dari kenyataan pada 2016 dari kuota 20 orang ternyata tidak terpenuhi sehingga dimanfaatkan provinsi lain untuk mengisi formasi tersebut," ujarnya.
Femmy mengingatkan, para calon praja hendaknya mempersiapkan diri sejak dini dengan memperhatikan berbagai aspek.
"Terpenting tes penentuan terakhir yakni pantuhir yang sering mengakibatkan calon praja gugur, makanya para orang tua hendaknya mempersiapkan anaknya yang berminat menjalani pendidikan di IPDN sejak dini," katanya.
Femmy bertekad memenuhi kuota 49 orang tersebut karena minat lulusan SMA maupun sederajat di Maluku mengikuti pendidikan IPDN relatif tinggi.
"Saya tidak menginginkan kenyataan pada 2016 yang kuota 20 orang ternyata hanya bisa memenuhi formasi 18 orang sehingga dua lainnya diisi calon praja IPDN dari provinsi lain," tegasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018