Langgur, 25/5 (Antaranews Maluku) - Bandara Karel Sadsuitubun di Langgur, ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara sekarang menjadi bandara kelas II, berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor PM 08 Tahun 2018.

"Kini bandara Karel Sadsuitubun menjadi kelas II setelah keluarnya Putusan Menteri nomor 08 tahun 2018", yang menetapkan bandara ini naik dari kelas III menjadi kelas II," kata Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Karel Sadsuitubun, Anwar Hamid di Langgur, Jumat.

Ia mengatakan kenaikan kelas itu adalah suatu kebanggaan bagi Maluku Tenggara maupun Kota Tual, karena dari sekitar 160 lebih bandara kelas III di seluruh Indonesia, hanya tiga bandara yang dipilih.

"Yang pertama Bandara Karel Sadsuitubun, kedua Bandara Dekai di Yakohimo Papua, dan ketiga bandara Mamuju, Sulawesi Barat," katanya.

Indikator kenaikan kelas dilihat dari Sumber Daya Manusia (SDM), pelayanan, arus penumpang, kemudian sarana prasarana bandara terutama untuk melayani pesawat berbadan lebar.

Terkait sarana prasarana di Bandara Karel Sadsuitubun, kata Anwar, PCN landasan 751 yang dimiliki cukup sebagai daya dukung pesawat berbadan lebar. Walaupun panjangnya 2.350 meter dan lebar 45 meter tetapi sudah memenuhi syarat, termasuk Apron yang sudah memenuhi syarat kendati perlu ditambah.

"Sarana berikut yakni teksi, dimana kita sudah teksi A dan teksi B, jadi sudah standar untuk masuk keluarnya pesawat," katanya.
 
Kepala Unit Penyelenggara Bandara Karel Sadsuitubun, Langgur, Maluku Tenggara, Anwar Hamid (Siprianus Yanyaan)

Anwar lebih jauh mengatakan, sarana terminal sekalipun masih kecil sudah memenuhi syarat dan pelayanannya sama seperti bandara-bandara lainnya, namun akan terus dikembangkan agar lebih bagus lagi.

Menyangkut SDM, yang ada di bandara berjumlah 70 orang, di antaranya 30 PNS dan 40 orang honorer.

"Jumlah SDM itu sangat minim, karena untuk bandara kelas II minimal berjumlah 200 orang. Ke depan, kita berharap ada penambahan," katanya.

Disinggung soal "runlight"untuk penerbangan malam, Anwar menyatakan bandara Karel Sadauitubun telah didukung lampu landasan yang menyala dan memenuhi standar, namun yang menjadi kendala dan perlu diselesaikan adalah belum leluasanya pendaratan di "runway" 13.

"Di ujung runway 13 tumbuh pepohonan milik masyarakat yang mengganggu, tetapi kita sudah komunikasikan ke Pemerintah Daerah dan nanti ada alokasi anggaran untuk itu," katanya.

Anwar berharap, dengan naiknya kelas ini, Pemerintah Daerah baik Kabupaten Malra maupun Kota Tual dapat lebih memberikan dukungan dalam arti memperbanyak kegiatan yang menarik banyak orang dari luar ke daerah ini, dan lebih gencar mempromosikan potensi pariwisatanya.

"Bagi masyarakat dan pemerintah daerah, kami mengajak untuk secara bersama menjaga kepercayaan yang telah diberikan pemerintah Pusat (Kemenhub) kepada bandara Karel Sadsuitubun ini," katanya.

Pewarta: Siprianus Yanyaan

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018