Langgur, 20/12 (ANTARA News) - Otoritas Bandara Karel Sadsuitubun Langgur, Maluku Tenggara (Malra) bersama sejumlah instansi terkait menggelar simulasi "emergency plan" (persiapan penanganan bencana) di bandara tersebut, Kamis.
Kepala Kantor Bandara Karel Sadsuitubun Anwar Hamid mengungkapkan simulasi tersebut dimaksudkan untuk menangani keselamatan penerbangan apabila terjadi keadaan darurat (berbahaya).
"Tujuan utama simulasi ini, apabila terjadi kecelakaan seperti yang dipraktekkan pada simulasi hingga terbakarnya pesawat, kita tidak kaku lagi untuk menanganinya," katanya.
Instansi yang dilibatkan dalam simulasi itu di antaranya TNI, Polri, Basarnas, BPBD, Dinas Kesehatan dan Dinas Perhubungan baik Kota Tual maupun Malra.
Menurut Anwar, dengan adanya simulasi itu terbentuk koordinasi Komite Keamanan dan Keselamatan Penerbangan, dimana jalur komunikasi, koordinasi kemudian komando berjalan dengan baik dalam penanganan bencana atau keadaan darurat.
Dalam simulasi terlihat jalur komunikasi kepolisian, Lanud, Lanal, TNI AD, juga pihak kesehatan dan perhubungan.
"Kita tidak tau ke depannya seperti apa, namun apabila terjadi hal seperti ini kita tidak kaku lagi, dan kita dapat menanganinya seperti simulasi yang sudah dilakukan bersama," kata Anwar.
"Koordinasi lebih untuk mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan penerbangan sudah kita lakukan bersama, melibatkan instansi pemerintah maupun vertikal yang berkompeten, dan juga TNI maupun Polri," katanya menambahkan.
Disinggung fasilitas penunjang, Anwar menyatakan sudah memadai dan bisa dikatakan 99 persen memenuhi standar untuk penanganan kecelakaan penerbangan di bandara itu.
Sementara itu, Danlanud Dominicus Dumatubun Langgur, Letkol Pnb. Sonny Irawan menyatakan simulasi itu cukup memuaskan, dengan peran Komite Keamanan dan Keselamatan Penerbangan.
"Simulasi juga kita sertai dengan pengamanan, inti dari simulasi ini ada pada komando pengendalian dan koordinasi. Ke depan, kita akan selalu koordinasi intens soal keamanan keselamatan penerbangan terutama di bandara ini," katanya.
Ia menegaskan bahwa keselamatan penerbangan merupakan tanggung jawab semua instansi yang berada di dalam Komite Keamanan dan Keselamatan Penerbangan.
Apabila ada kejadian, tidak lagi timbul sekat-sekat di antara instansi-instansi terkait.
"Kepercayaan harus kita tunjukkan ke masyarakat, khususnya terkait penanganan keselamatan di bandara ini. Karena itu, kita bangun koordinasi dan dukung pihak bandara maupun pemerintah daerah," katanya.
Otoritas Bandara Karel Sadsuitubun simulasi penanganan bencana
Kamis, 20 Desember 2018 20:53 WIB