Langgur, 26/12 (ANTARA News) - Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Karel Sadsuitubun Maluku Tenggara (Malra) mengapresiasi langkah pemerintah setempat untuk memanfaatkan bandara itu sebagai pintu masuk warga dari dalam maupun luar negeri.
Kepala Kantor Bandara Karel Sadsuitubun, Anwar Hamid menyatakan inisiatif pemda beberapa waktu lalu menyurati Menteri Perhubungan hingga ke Presiden untuk adanya penambahan maskapai penerbangan patut diapresiasi, menyusul berhentinya Sriwijaya Air melayani rute dari dan ke bandara tersebut.
"Paska hengkangnya maskapai Sriwijaya Air, kini hanya ada dua maskapai yang melayani baik pergi maupun datang ke daerah ini melalui bandara, yakni maskapai Garuda dan Wings Air. Karena itu surat Bupati ke Menteri Perhubungan dann Presiden itu sangat baik dan patut kami apresiasi," katanya di Langgur, Rabu.
Menurut Anwar, pihaknya diberitahu Dirjen Perhubungan Udara bahwa surat dari Bupati Malra sudah masuk, namun kendala yang dihadapi adalah ketersediaan armada airline.
"Dirjen mengarahkan kita harus mengambil jalur Selatan yakni melayani penerbangan dari Papua ke bandara ini. Saat ini kita menunggu saja, airline yang direncanakan akan beroperasi di sini salah satunya City Link, dan itu kita usahakan bersama paling tidak mengganti Sriwijaya Air," katanya.
Ia menyatakan pihaknya dalam waktu dekat akan kembali berkoordinasi dengan Bupati Thaher Hanubun untuk sama-sama bertemu dengan pihak maskapai, sehingga diharapkan 2019 dapat beroperasi.
Menyangkut mahalnya harga tiket pesawat, Anwar menyatakan otoritas bandara tidak bisa mengaturnya, karena harga tiket sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan nomor 14 tentang batas atas dan batas bawah, dimana harga tiket belum melampaui batas atas.
Hal lain yang juga patut di apresiasi yakni rencana Pemda Malra membangun kargo di bandara, guna adanya pendapatan daerah melalui peningkatan ekspor terutama perikanan.
"Untuk pembangunan kargo, kami dari sisi penggangaran berat untuk membangunnya, sehingga perlu dikomunikasikan ulang dengan Bupati dengan melibatkan pihak swasta untuk membangun dan menjalankannya," katanya.
Anwar juga berharap Pemda Malra bekerja sama dengan pemangku kepentingan dan masyarakat untuk menggenjot potensi wisata di daerah ini terutama pariwisata kelautan dan perikanan sehingga dapat menarik minat masyarakat dalam maupun luar negeri.
Ia menambahkan, infrastruktur Bandara Karel Sadsuitubun sudah memenuhi syarat untuk melayani penerbangan baik pesawat berbadan kecil maupun pesawat berbadan lebar (boeing).
"Khusus landasan bandara kini 2.350 meter dan itu sudah dapat melayani pesawat boeing, namun untuk lebih leluasa untuk take off landing boeing, kita masih usulkan untuk penambahan hingga 2.500 meter," kata Anwar.