Ambon, 12/6 (Antaranews Maluku) - Kapolda Maluku, Irjen Pol Andap Budhi Revianto meminta semua komponen bangsa belajar dari pengalaman sejarah terkait bahayanya politik memecah bela atau biasa disebut "devide et impera".

"Dari satu sisi, yang perlu kita sadari bersama bahwa Indonesia akan terus berkembang menjadi negara besar dan di tengah dinamika situasi yang berkembang banyak isu memecah-belah antarkomponen bangsa," katanya di Ambon, Selasa.

Penegasan Kapolda Ambon disampaikan dalam acara buka puasa bersama antara jajaran Polda Maluku dengan insan pers di daerah ini.

"Di zaman dahulu kita kenal politik adu domba atau devide et impera, tetapi sekarang tidak sama karena di satu sisi anak bangsa ini diadu domba seperti polisi dengan TNI atau dengan ulama," tandasnya.
 
Kapolda Maluku, Irjen Pol. Andap Budhi Revianto memberi keterangan kepada pers soal politik adu domba (Daniel Leonard)

Kalau semua komponen bangsa tidak mawas diri dan memiliki kewaspadaan maka akan tercabik-cabik dan terpecah-belah tentunya.

Menurut dia, belajar dari pengalaman sejarah dimana banyak hal-hal yang mengajarkan banyak permasalahan seperti itu.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan sebelum bulan puasa, Polda sudah melakukan berbagai kegiatan bakti sosial maupun operasi cipta kondisi dan menyita serta memusnahkan puluhan ton miras tradisional jenis sopi, dan sampai saat ini juga masih tetap ditemukan.

"Bila kita hanya melakukan pendekatan penegakan hukum tanpa ada pendidikan secara moral dari insan jurnalis sebagai kontrol sosial dan kritik sosial maka tidak akan tercapai situasi yang kondusif," katanya.

Menjelang perayaan Idul Fitri 1439 Hijriah, Andap juga minta harus waspada terhadap serangan pelaku teror.

"Karena kita juga tidak berharap masyarakat menjajdi was-was sehingga kemasan berita yang baik dari wartawan tidak membuat masyarakat menjadi panik dan kami tetap siaga 24 jam, dan berupaya semaksimal mungkin memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," tegasnya.

Apalagi ada agenda nasional lainnya berupa dilanjutkan pemilihan langsung kepala daerah yaitu hari pencoblosan tanggal 27 Juni 2018 dan kegiatan piala duna yang akan dikemas sebagai pendingin (cooling system) setelah pilkada dan agenda Asian Games yang harus dijaga keamanan.

"Jelang Hari Bhayangkara Polri tanggal 1 Juli 2018, kami selaku Kapolda Maluku yang ke-43 memohon maaf kepada masyarakat Maluku bila dalam pelayanan kepolisian masih ada yang kurang," tandasnya.

Sementara Ketua PHBI Maluku, DR. Abidin Wakaono dalam tausyahnya mengatakan, melalui ibadah puasa mengajak semua umat untuk jeda sejenak dan mempelajari sifat-sifat Allah SWT.

Menurut dia, ada dua sifat Allah yang patut diteladain yakni Al Rahman yang berarti pengasih dan Al Rahim artinya penyayang.

"Kehidupan tanpa kasih sayang maka pengabdian kita jadi sia-sia, apap pun profesinya baik wartawan dosen, dan sebagainya," kata Abidin yang juga Wakil ketua MUI Maluku.

Tuhan menciptakan umat manusia dalam beragam suku, bangsa atau etis, dan agama tetapi keragaman bukanlah merupakan kemauan setiap orang tetapi itu adalah kehendak Allah SWT.

Buka puasa bersama yang digelar Kapolda Maluku juga dihadiri Wakapolda Brigjen Pol Hasanudin, para pejabat utama Polda serta unsur PWI, Aji, dan IJTI Maluku.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018