Pelaksanakan puncak peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) Tingkat Nasional 2018 di Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) pada 9 September menorehkan sejarah bagi daerah penghasil rempah-rempah ini.
Torehan sejarah itu tidak saja dari segi sebagai daerah pertama di luar Pulau Jawa yang menjadi lokasi pelaksanaan puncak peringatan Haornas Tingkat Nasional, tetapi juga adanya pawai obor Asian Para Games.
Bahkan khusus untuk pawai obor Asian Para Games, Wali Kota Ternate, Burhan Abdurahman melukiskannya sebagai torehan sejarah yang paling spesial, karena Ternate menjadi daerah pertama dan satu-satunya di Indonesia dalam pelaksanaan peringatan Haornas dirangkaikan dengan pawai obor Asian Para Games.
Dalam pelaksanaan pawai obor Asian Para Games, Ternate menjadi daerah start untuk selanjutnya dibawa ke delapan kota lainnya di Indonesia, di antaranya Makassar dan Denpasar yang kemudian berakhir di Jakarta pada pembukaan Asian Para Games tanggal 6 Oktober 2018.
Pemkot Ternate bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sejak awal telah melakukan berbagai upaya untuk menyukseskan pelaksanaan puncak peringatan Haornas dan pawai Obor Asian Para Games, walaupun dihadapkan dengan sejumlah kendala.
Kendala itu di antaranya keterbatasan akomodasi di Ternate, karena kapasitas hotel dan penginapan di daerah ini hanya 2000-an kamar, sementara peserta Haornas dari Jakarta dan seluruh provinsi di Indonesia sekitar 20ribu.
Namun kendala keterbatasan akomodasi itu dapat diatasi dengan cara memanfaatkan rumah warga sebagai home stay, seperti yang dilakukan Pemkot Ternate saat menghadapi banyaknya kunjungan wisatawan di daerah ini untuk menyaksikan Gerhana Matahari Total pada 2016.
Masyarakat Ternate juga tetap antusias menyambut puncak peringatan Haornas dan pawai obor Asian Para Games, termasuk rangkaian kegiatan lainnya seperti sepeda nusantara dan pameran nasional, walaupun Presiden Joko Widodo batal menghadirinya.
Bagi Pemkot Ternate dan masyarakat setempat menganggap kepercayaan pemerintah pusat untuk menetapkan Ternate sebagai tuan rumah pelaksanaan puncak peringatan Haornas dan daerah start pawai obor Asian Para Games menjadi bukti adanya perhatian besar pemerintah pusat terhadap daerah ini.
Pihak Kesultanan Ternate mengespresikan penghargaannya kepada pemerintah pusat, khususnya Kemenpora dengan menobatkan Menpora, Iman Nahrawi sebagai Kapita Fomangare atau panglima Kesultanan Ternate yang menangani kepemudaan.
Bagi Menpora, Iman Nahrawi penobatannya sebagai Kapita Fomangare Kesultanan Ternate merupakan amanah yang akan diimplementasikan dalam sikap dan perilaku untuk memperhatikan daerah ini, khususnya di bidang kepemudaan dan olahraga.
Kearifal Lokal
Momentum pelaksanaan puncak peringatan Haornas Tingkat Nasional 2018 di Ternate dan dimanfaatkan Pemkot Ternate untuk memperkenalkan berbagai kearifan lokal yang ada di daerah ini, baik berupa budaya maupun kuliner dan produk ekonomi kreatif.
Kearifan lokal itu tidak hanya diperkenalkan melalui kegiatan pameran dan berbagai media promosi lainnya, tetapi juga langsung diintegrasikan dalam berbagai kegiatan dalam rangkaian puncak peringatan Haornas Tingkat Nasional di daerah ini.
Kegiatan pawai obor Asian Para Games misalnya, sebelum diarak dari Kedaton Kesultanan Ternate menuju Landmark Ternate dan Gelora Kie Raha Ternate, diawali dengan proses ritual adat oleh para tokoh adat setempat.
Begitu pula untuk tarian kolosal yang ditampilkan saat puncak peringatan Haornas di Gelora Kie Raha Ternate dengan melibatkan sedikitnya 1200 pelajar setempat adalah tarian soya-soya.
Tarian Soya-Soya yang biasanya ditampilkan dalam acara penjemputan tamu dan acara penting diangkat dari peristiwa sejarah saat para pejuang Kesultanan Ternate menyerang Portugis di Benteng Kastela untuk menyelamatkan jenazah Sultan Khairun yang dibunuh tentara Portugis.
Penampilan sejumlah artis ibu kota pada puncak peringatan Haornas di Ternate, Cakra Khan, Silvi KDI, Lopi Latul dan Seventeen, tidak mengurangi nilai dari berbagai kearifan lokal yang ikut ditampilkan pada cara puncak peringatan Haornas.
Para peserta puncak peringatan Haornas dari sejumlah daerah di Indonesia, di antaranya dari Jawa Barat dan Sumatera Selatan menyatakan kekagumannya atas berbagai kearifan lokal yang ditampilkan pada kegiatan itu.
Momentum puncak peringatan Haornas di Ternate juga dimanfaatkan Pemkot Ternate untuk memperjuangkan berbagai program pembangunan keolahragaan dan kepemudaan di daerah ini kepada pemerintah pusat.
Program itu di antaranya pembangunan infrastruktur olahraga, seperti revitalisasi Gelora Kie Raha Ternate dan pembangunan berbagai fenu olaharaga lainnya dengan standar nasional.
Kota Ternate selama ini jarang diberi kepercayaan untuk menjadi lokasi penyelenggaraan Kejuaraan Nasional berbagai cabang olahraga, di antaranya karena tidak memiliki infrastruktur olahraga yang memadai dan sesuai dengan standar nasional.
Kontribusi Malut, khususnya Ternate dalam melahirkan atlet nasional selama ini cukup banyak, seperti Zulham Zamrun, Ilham Udin Armain, Riski Pora dicabang sepak bola dan Sunan Agung dicabang tinju yang pada Asiang Games 2018 di Jakarta berhasil meraih medali perunggu.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
Torehan sejarah itu tidak saja dari segi sebagai daerah pertama di luar Pulau Jawa yang menjadi lokasi pelaksanaan puncak peringatan Haornas Tingkat Nasional, tetapi juga adanya pawai obor Asian Para Games.
Bahkan khusus untuk pawai obor Asian Para Games, Wali Kota Ternate, Burhan Abdurahman melukiskannya sebagai torehan sejarah yang paling spesial, karena Ternate menjadi daerah pertama dan satu-satunya di Indonesia dalam pelaksanaan peringatan Haornas dirangkaikan dengan pawai obor Asian Para Games.
Dalam pelaksanaan pawai obor Asian Para Games, Ternate menjadi daerah start untuk selanjutnya dibawa ke delapan kota lainnya di Indonesia, di antaranya Makassar dan Denpasar yang kemudian berakhir di Jakarta pada pembukaan Asian Para Games tanggal 6 Oktober 2018.
Pemkot Ternate bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sejak awal telah melakukan berbagai upaya untuk menyukseskan pelaksanaan puncak peringatan Haornas dan pawai Obor Asian Para Games, walaupun dihadapkan dengan sejumlah kendala.
Kendala itu di antaranya keterbatasan akomodasi di Ternate, karena kapasitas hotel dan penginapan di daerah ini hanya 2000-an kamar, sementara peserta Haornas dari Jakarta dan seluruh provinsi di Indonesia sekitar 20ribu.
Namun kendala keterbatasan akomodasi itu dapat diatasi dengan cara memanfaatkan rumah warga sebagai home stay, seperti yang dilakukan Pemkot Ternate saat menghadapi banyaknya kunjungan wisatawan di daerah ini untuk menyaksikan Gerhana Matahari Total pada 2016.
Masyarakat Ternate juga tetap antusias menyambut puncak peringatan Haornas dan pawai obor Asian Para Games, termasuk rangkaian kegiatan lainnya seperti sepeda nusantara dan pameran nasional, walaupun Presiden Joko Widodo batal menghadirinya.
Bagi Pemkot Ternate dan masyarakat setempat menganggap kepercayaan pemerintah pusat untuk menetapkan Ternate sebagai tuan rumah pelaksanaan puncak peringatan Haornas dan daerah start pawai obor Asian Para Games menjadi bukti adanya perhatian besar pemerintah pusat terhadap daerah ini.
Pihak Kesultanan Ternate mengespresikan penghargaannya kepada pemerintah pusat, khususnya Kemenpora dengan menobatkan Menpora, Iman Nahrawi sebagai Kapita Fomangare atau panglima Kesultanan Ternate yang menangani kepemudaan.
Bagi Menpora, Iman Nahrawi penobatannya sebagai Kapita Fomangare Kesultanan Ternate merupakan amanah yang akan diimplementasikan dalam sikap dan perilaku untuk memperhatikan daerah ini, khususnya di bidang kepemudaan dan olahraga.
Kearifal Lokal
Momentum pelaksanaan puncak peringatan Haornas Tingkat Nasional 2018 di Ternate dan dimanfaatkan Pemkot Ternate untuk memperkenalkan berbagai kearifan lokal yang ada di daerah ini, baik berupa budaya maupun kuliner dan produk ekonomi kreatif.
Kearifan lokal itu tidak hanya diperkenalkan melalui kegiatan pameran dan berbagai media promosi lainnya, tetapi juga langsung diintegrasikan dalam berbagai kegiatan dalam rangkaian puncak peringatan Haornas Tingkat Nasional di daerah ini.
Kegiatan pawai obor Asian Para Games misalnya, sebelum diarak dari Kedaton Kesultanan Ternate menuju Landmark Ternate dan Gelora Kie Raha Ternate, diawali dengan proses ritual adat oleh para tokoh adat setempat.
Begitu pula untuk tarian kolosal yang ditampilkan saat puncak peringatan Haornas di Gelora Kie Raha Ternate dengan melibatkan sedikitnya 1200 pelajar setempat adalah tarian soya-soya.
Tarian Soya-Soya yang biasanya ditampilkan dalam acara penjemputan tamu dan acara penting diangkat dari peristiwa sejarah saat para pejuang Kesultanan Ternate menyerang Portugis di Benteng Kastela untuk menyelamatkan jenazah Sultan Khairun yang dibunuh tentara Portugis.
Penampilan sejumlah artis ibu kota pada puncak peringatan Haornas di Ternate, Cakra Khan, Silvi KDI, Lopi Latul dan Seventeen, tidak mengurangi nilai dari berbagai kearifan lokal yang ikut ditampilkan pada cara puncak peringatan Haornas.
Para peserta puncak peringatan Haornas dari sejumlah daerah di Indonesia, di antaranya dari Jawa Barat dan Sumatera Selatan menyatakan kekagumannya atas berbagai kearifan lokal yang ditampilkan pada kegiatan itu.
Momentum puncak peringatan Haornas di Ternate juga dimanfaatkan Pemkot Ternate untuk memperjuangkan berbagai program pembangunan keolahragaan dan kepemudaan di daerah ini kepada pemerintah pusat.
Program itu di antaranya pembangunan infrastruktur olahraga, seperti revitalisasi Gelora Kie Raha Ternate dan pembangunan berbagai fenu olaharaga lainnya dengan standar nasional.
Kota Ternate selama ini jarang diberi kepercayaan untuk menjadi lokasi penyelenggaraan Kejuaraan Nasional berbagai cabang olahraga, di antaranya karena tidak memiliki infrastruktur olahraga yang memadai dan sesuai dengan standar nasional.
Kontribusi Malut, khususnya Ternate dalam melahirkan atlet nasional selama ini cukup banyak, seperti Zulham Zamrun, Ilham Udin Armain, Riski Pora dicabang sepak bola dan Sunan Agung dicabang tinju yang pada Asiang Games 2018 di Jakarta berhasil meraih medali perunggu.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018