Langgur, 10/10 (Antaranews Maluku) - Pelaksanaan Festival Pesona Meti Kei Ketiga (FPMK III) oleh Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) mengusung tema besar potensi wisata dunia.
"Pegelaran FPMK ketiga bakal digelar mulai tanggal 25 s.d 29 Oktober 2018, dengan mengambil tema besar `Dengan FPMK, Kei dapat menjadi potensi wisata dunia`," kata Kepala Dinas Pariwisata Malra Roy Rahajaan di Langgur, Rabu.
Ia menyatakan FPMK sudah masuk dalam kalender pariwisata nasional, sehingga setiap tahun tetap akan dilaksanakan.
"Ini perlu ditegaskan untuk menepis anggapan bahwa FPMK tidak ada lagi," kata Roy.
Menurut dia, Dispar Malra berusaha keras agar pelaksanaan FPMK III berbeda dari sebelumnya, agar benar-benar dapat memberikan kepuasan kepada pihak-pihak berkepentingan dan seluruh masyarakat yang akan hadir nantinya.
Roy juga menyatakan seluruh masyarakat dan pelaku usaha di seluruh objek wisata di Malra akan dilibatkan, masuk dalam panitia. Komunitas-komunitas wisata juga akan diminta berperan aktif untuk merancang acara-acara yang akan dilaksanakan saat festival berlangsung.
Dispar Malra selaku penanggung jawab dan panitia pelaksana FPMK III sudah beberapa kali mengadakan rapat, dan masih akan melakukan beberapa pertemuan untuk mengetahui kesiapan seluruh agenda, sebelum diekspos ke publik lokal, nasional dan internasional.
Disinggung objek wisata yang disiapkan untuk acara puncak FPMK III, Roy menyatakan masih tetap di objek wisata Ngurbloat (pasir panjang) dan khusus untuk lokasi penangkapan ikan ada beberapa tempat yang menjadi alternatif.
Antusias masyarakat terhadap FPMK, kata Roy, mulai terlihat, lebih khusus lagi dari warga luar daerah yang bersal dari dalam dan luar negeri.
Hal itu terlihat dari banyaknya kamar penginapan/hotel di Malra yang sudah dipesan habis untuk bulan ini, dan mulai tanggal 20 Oktober rombongan dari luar negeri dijadwalkan mulai berdatangan.
"Informasi tentang besarnya antusias masyarakat baik dari dalam maupun luar negeri sudah ada, dimana kali ini mereka datang dalam bentuk rombongan, dan terbanyak rombongan dari Belanda," katanya.
Jadwal FPMK III, tanggal 25 Oktober dimulai dengan karnaval pembangunan. Pertimbangannya berhubungan dengan massa pemerintahan saat ini sudah berada di penghujung periode, sehingga dalam karnaval akan ditampilkan hasil-hasil pembangunan selama 10 tahun terakhir.
Selanjutnya, tanggal 27 dan 28 Oktober akan digelar berbagai macam lomba, di antaranya tari sawat, tari panah, dan lomba goyang meti kei jilid 2.
Lomba berhadiah menarik tersebut diprakasai oleh komunitas "Pemuda Evav Kreatif".
Pada 28 Oktober juga akan dilaksanakan tur keliling pulau-pulau terutama objek wisata Kei Besar, Kei Kecil maupun Kota Tual.
Pada 29 Oktober, acara puncak FPMK III diisi acara tangkap ikan dengan cara tarik tali secara tradisional.
Di lokasi acara puncak akan digelar hiburan rakyat, dijadwalkan mulai pagi hingga malam, dengan menampilkan tarian, goyangan, dan penampilan artis-artis Maluku maupun Nasional.
"Puncak acara juga akan diisi menu berbeda, dimana kita siapkan tempat masak (tungku) di objek wisata, sehingga tamu ataupun siapa yang mau pesan makanan langsung dapat melihat proses pembuatan makanan tradisional kepulauan Kei.
"Harapan saya semoga dengan Festival Pesona Meti Kei yang ketiga ini kita sudah bisa maju dalam industri pariwisata," kata Roy.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
"Pegelaran FPMK ketiga bakal digelar mulai tanggal 25 s.d 29 Oktober 2018, dengan mengambil tema besar `Dengan FPMK, Kei dapat menjadi potensi wisata dunia`," kata Kepala Dinas Pariwisata Malra Roy Rahajaan di Langgur, Rabu.
Ia menyatakan FPMK sudah masuk dalam kalender pariwisata nasional, sehingga setiap tahun tetap akan dilaksanakan.
"Ini perlu ditegaskan untuk menepis anggapan bahwa FPMK tidak ada lagi," kata Roy.
Menurut dia, Dispar Malra berusaha keras agar pelaksanaan FPMK III berbeda dari sebelumnya, agar benar-benar dapat memberikan kepuasan kepada pihak-pihak berkepentingan dan seluruh masyarakat yang akan hadir nantinya.
Roy juga menyatakan seluruh masyarakat dan pelaku usaha di seluruh objek wisata di Malra akan dilibatkan, masuk dalam panitia. Komunitas-komunitas wisata juga akan diminta berperan aktif untuk merancang acara-acara yang akan dilaksanakan saat festival berlangsung.
Dispar Malra selaku penanggung jawab dan panitia pelaksana FPMK III sudah beberapa kali mengadakan rapat, dan masih akan melakukan beberapa pertemuan untuk mengetahui kesiapan seluruh agenda, sebelum diekspos ke publik lokal, nasional dan internasional.
Disinggung objek wisata yang disiapkan untuk acara puncak FPMK III, Roy menyatakan masih tetap di objek wisata Ngurbloat (pasir panjang) dan khusus untuk lokasi penangkapan ikan ada beberapa tempat yang menjadi alternatif.
Antusias masyarakat terhadap FPMK, kata Roy, mulai terlihat, lebih khusus lagi dari warga luar daerah yang bersal dari dalam dan luar negeri.
Hal itu terlihat dari banyaknya kamar penginapan/hotel di Malra yang sudah dipesan habis untuk bulan ini, dan mulai tanggal 20 Oktober rombongan dari luar negeri dijadwalkan mulai berdatangan.
"Informasi tentang besarnya antusias masyarakat baik dari dalam maupun luar negeri sudah ada, dimana kali ini mereka datang dalam bentuk rombongan, dan terbanyak rombongan dari Belanda," katanya.
Jadwal FPMK III, tanggal 25 Oktober dimulai dengan karnaval pembangunan. Pertimbangannya berhubungan dengan massa pemerintahan saat ini sudah berada di penghujung periode, sehingga dalam karnaval akan ditampilkan hasil-hasil pembangunan selama 10 tahun terakhir.
Selanjutnya, tanggal 27 dan 28 Oktober akan digelar berbagai macam lomba, di antaranya tari sawat, tari panah, dan lomba goyang meti kei jilid 2.
Lomba berhadiah menarik tersebut diprakasai oleh komunitas "Pemuda Evav Kreatif".
Pada 28 Oktober juga akan dilaksanakan tur keliling pulau-pulau terutama objek wisata Kei Besar, Kei Kecil maupun Kota Tual.
Pada 29 Oktober, acara puncak FPMK III diisi acara tangkap ikan dengan cara tarik tali secara tradisional.
Di lokasi acara puncak akan digelar hiburan rakyat, dijadwalkan mulai pagi hingga malam, dengan menampilkan tarian, goyangan, dan penampilan artis-artis Maluku maupun Nasional.
"Puncak acara juga akan diisi menu berbeda, dimana kita siapkan tempat masak (tungku) di objek wisata, sehingga tamu ataupun siapa yang mau pesan makanan langsung dapat melihat proses pembuatan makanan tradisional kepulauan Kei.
"Harapan saya semoga dengan Festival Pesona Meti Kei yang ketiga ini kita sudah bisa maju dalam industri pariwisata," kata Roy.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018