Malra (ANTARA) - Festival Pesona Meti Kei (FPMK) yang menjadi salah satu agenda tahunan sekaligus unggulan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara (Pemkab Malra).
Namun, perhelatan FPMK tahun ini berbeda dengan pada tahun-tahun sebelumnya karena berbarengan dengan agenda pelaksanaan Pilkada serentak 27 November 2024.
Hal ini disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Malra, Jasmono melalui siaran pers yang diterima Antara Ambon (25/10) ketika pembukaan Festival Fan Kurkurat di Ohoi Kolser.
Turut serta Pj Ketua PKK Siti Halimah Jasmono Pj Sekretaris Daerah Malra Staf Ahli Bupati, Pimpina OPD dan warga Malra.
Pj Jasmono mengatakan, meskipun FPMK masuk dalam kalender nasional dan menjadi bagian dari agenda Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, (Kemenparekraf) namun dengan pertimbangan faktor keamanan menjadi alasan utama penyelenggaraan FPMK dilakukan dalam skala sederhana.
“Fokus pembiayaan daerah terpusat pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, dan dengan situasi keamanan Maluku Tenggara yang dinyatakan sebagai salah satu wilayah dengan tingkat kerawanan tertinggi kedua di Maluku, kami tidak ingin mengambil risiko,”ujar Jasmono.
Menurut Jasmono, meskipun sederhana FPMK di Malra tetap dilakukan sebagai bentuk promosi objek objek wisata di Malra serta memberikan pengalaman tentang adat dan budaya Evav (Kei) kepada wisatawan tanpa mengabaikan prioritas keamanan dan penyelenggaraan Pilkada.
“Pemerintah berkomitmen menjaga kenyamanan dan keamanan wisatawan, yang menjadi faktor penting dalam industri pariwisata. Mengingat pelaksanaan FPMK yang bersamaan dengan agenda kampanye Pilkada," ulasnya.
Menurut Jasmono, Malra ditetapkan sebagai daerah dengan tingkat kerawanan tinggi pada pelaksanaan Pilkada 2024. Sehingga seluruh sumber daya Pemerintah Daerah sementara diarahkan untuk menyukseskan pelaksanaan Pilkada 27 November .
“Dengan ditetapkannya Malra sebagai wilayah rawan tinggi pelaksanaan Pilkada tahun ini, kita tidak ingin mengambil risiko yang dapat merusak citra wisata di daerah ini. Sehingga di tahun ini pelaksanaan Meti Kei tidak dilaksanakan dalam skala besar,"ujar Jasmono.
Meskipun Festival Meti Kei dilaksanakan secara sederhana, sebut Jasmono, tidak menutup ruang bagi Ohoi atau komunitas yang ingin terlibat.
Ia, menambahkan, Pemda telah mendiskusikan beberapa titik lokasi yang akan digunakan dalam penyelenggaraan event tersebut dan memastikan faktor keamanan bisa terjamin.
“Ada beberapa titik yang sudah kita diskusikan mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa diselenggarakan. Semoga tahun 2025 Meti Kei dapat dilaksanakan lebih meriah dan bisa mendatangkan wisatawan domestik maupun manca negara maupun domestik,”pungkasnya. (DS).