Ambon, 6/12 (ANTARA News) - Nilai neraca perdagangan luar negeri Provinsi Maluku per Oktober 2018 mengalami defisit sebesar 44,37 juta Dollar AS pada Oktober 2018, diakibatkan tingginya nilai impor barang dari luar negeri yang mencapai 45,61 juta Dollar AS.

"Kegiatan ekspor Maluku pada Oktober 2018 hanya senilai 1,25 juta Dollar AS, sedangkan impornya mencapai 45,61 juta Dollar AS. Ini berarti Maluku mengalami defisit sekitar 44,37 juta Dollar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Dumangar Hutauruk, di Ambon, Kamis.

Ia mengatakan neraca perdagangan Provinsi Maluku sejak tahun 2017 selalu mengalami defisit, kecuali pada April 2017. Defisit terjadi sepanjang tahun dikarenakan tingginya impor barang dari luar negeri yang didominasi oleh sektor migas. Di sisi lain, ekspor Maluku pada sektor migas belum mampu mengimbangi besarnya impor migas dari luar negeri.

Tercatat ekspor migas Maluku selama Januari hingga Desember 2017 hanya sebesar 44,15 juta Dollar AS, dan tahun ini Maluku hanya melakukan ekspor migas pada Juni senilai 23,29 juta Dollar AS.

Sedangkan total impor migas dari luar negeri secara kumulatif per periode Januari - Oktober 2018 mencapai 419,42 juta Dollar AS, nilainya jauh lebih kecil dibandingkan total ekspor migas komoditi minyak petroleum mentah yang hanya mencapai 23,29 juta Dollar AS.

Total ekspor migas pada periode itu memang terbilang tinggi dari pada sektor non migas yang hanya mencapai 6,09 juta Dollar AS, tapi jika dibandingkan dengan nilai impor migas di periode yang sama pada 2017 sebesar 419,42 juta Dollar AS, nilainya masih jauh dari yang diharapkan.

"Perbandingan antara nilai ekspor dan impor pada periode Januari - Oktober 2018 ada kesenjangan yang sangat besar. Nilai ekspor hanya mencapai 29,38 juta Dollar AS, sedangkan impor mencapai 462,03 juta Dollar AS," ucapnya.

Menurut Dumangar, neraca volume perdagangan luar negeri Provinsi Maluku pada Januari hingga Oktober 2018 juga mengalami defisit sebanyak 567,73 ribu ton. Hal ini disebabkan besarnya volume impor yang mencapai 621,46 ribu ton, lebih kecil dibandingkan volume ekspor sebesar 53,73 ribu ton.

Pada periode tersebut total volume ekspor juga mengalami penurunan sebanyak 51,63 persen dibandingkan periode yang sama pada 2017. Sedangkan volume impor mengalami peningkatan sebesar 25,69 persen.

"Kontribusi sektor migas sangat dominan pada aktivitas impor Maluku pada periode Januari - Oktober 2018, mencapai 98,77 persen," ujar Dumangar.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018