Ambon, 13/2 (ANTARA News) - Kegiatan transaksi emas di pedagang pinggir jalan pertokoan Ambon Plaza maupun di depan Kantor Pegadaian Kota Ambon, Maluku, hingga kini masih sepi, belum terlalu ramai.

"Belum begitu ramai abang, biasa-biasa saja sejak beberapa hari belakangan ini, memang ada juga yang berhasil kami jual dalam bentuk cincin dan mainan kalung," kata Rusli, pedagang emas di depan Toko Ciwangi, pertokoan Ambon Plaza, Maluku, Rabu.

Ia mengatakan, belum terlalu ramainya masyarakat datang untuk menjual maupun membeli saat ini agak berbeda dbandingkan pada pertengahan bulan Januari 2019 setelah masuk liburan.

"Kami dapat sedikit keuntungan, sebab ada saja warga yang datang menjual perhiasan emas guna mendapatkan uang tunai. Tapi sekarang ini sudah mulai berkurang, kecuali yang datang untuk memperbaiki perhiasan emas yang rusak atau patah untuk disolder," katanya.

Ia menambahkan, situasi seperti ini mungkin juga disebabkan warga menunggu perubahan harga emas di toko-toko, kalau naik maka mereka menjualnya.

Rusli mengakui, perubahan harga di toko emas tidak terlalu berpengaruh pada harga di pedagang emas pinggir jalan, sebab pedagang umumnya membeli berdasarkan tingkat kerusakan perhiasan yang dijual warga masyarakat.

Emas yang sudah lama dan perlu dicuci dipatok Rp450.000/gram, sedangkan yang rusak atau patah Rp420.000 hingga Rp430.000/gram.

Hal yang sama juga disampaikan Abdu, tukang solder emas yang mangkal di sebelah lapak Rusli.

"Sebelum diperbaiki kita juga harus melakukan penawaran dulu sebab sekali solder Rp20.000/titik kerusakan atau patah. Selesai solder, perhiasan dicuci lagi, baru dikembalikan kepada warga yang punya, tergantung mau ambil kembali atau mau menjualnya," ujarnya.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019