Ambon (ANTARA) - Kegiatan transaksi emas di pedagang pinggir jalan pertokoan Ambon Plaza maupun di depan Kantor Pegadaian Kota Ambon, Maluku, sepi pengunjung.
"Kondisi seperti begini sudah terjadi sejak awal Maret 2020, sepi pengunjung. Jangankan yang mau menjual dan mau membeli, yang datang untuk melihat-lihat saja jarang," kata Dino, pedagang emas di depan Toko Ciwangi, pertokoan Ambon Plaza, Maluku, Jumat.
"Sepi berhari-hari, lihat saja banyak tempat transaksi dari teman-teman tertutup rapat tidak melakukan aktifitas, jika dibandingkan dengan sebelum kondisi sekarang ini cukup ramai pengunjung," katanya lagi.
Dia mengatakan, tiap hari dirinya tetap melakukan aktivitas, dan terlihat memang sepi, warga juga banyak yang takut keluar rumah, sebab wabah COVID-19 menyerang manusia tidak memilih waktu, tempat, cuaca hujan atau panas, tanpa pandang bulu.
"Saya sendiri sebelum ke sini sudah mempersiapkan diri dengan penyemprotan dengan cairan tertentu yang dibeli, dan juga masker yang selalu siap untuk dipakai," kata Dino yang bermukim di kawasan pasar lama.
"Rasanya kurang pas, kalau hari-hari di rumah dan tidak melakukan aktivitas, jadi memilih datang ke tempat transaksi dengan membekali diri," kata pria yang memiliki sembilan anak itu.
Menurut dia, sepinya transaksi mungkin juga disebabkan harga emas di toko-toko sudah naik hingga mencapai Rp850.000/gram, sehingga masyarakat enggan membeli, apalagi di tengah situasi dan kondisi merebaknya wabah corona.
"Harga emas yang ditawarkan kepada para pembeli Rp680.000/gram, setelah melalui proses penyucian, jadi harga di bawah harga toko emas," ujarnya.
Sedangkan kalau harga beli emas dari masyarakat tergantung barang yang mereka jual, yang masih utuh di patok Rp600.000/gram, sedangkan yang sudah rusak bervariasi tergantung barang mulai dari Rp 550.000 hingga Rp570.000/gram.
Transaksi emas pinggir jalan di Ambon sepi pengunjung
Jumat, 3 April 2020 10:37 WIB