Ambon (ANTARA) - Balai Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Ambon memperluas lingkup sertifikasi untuk mempermudah pelaku usaha dalam memasarkan produknya.
"Upaya ini dilakukan guna meningkatkan daya saing produk lokal dan memperkuat kualitas industri kecil menengah (IKM) di wilayah Maluku," kata Kepala BSPJI Ambon Sony Fitriajaya dalam keterangannya di Ambon, Selasa.
Dia menjelaskan bahwa perluasan tersebut mencakup pengujian mineral logam, pengujian penunjang pelabuhan ekspor khusus produk perikanan dan komoditas unggulan daerah.
Kemudian pada sertifikasi produk komoditas hasil pertanian dan perkebunan, sertifikasi pada minuman tradisional beralkohol.
"Pada ruang lingkup pemeriksaan halal, kami juga mencakup rumah potong hewan hingga barang gunaan dan kemasan pada produk komoditas daerah," tuturnya.
“Dengan cakupan sertifikasi yang lebih luas, kami berharap pelaku usaha lokal dapat lebih mudah menembus pasar nasional maupun ekspor. Sertifikasi menjadi bukti kualitas yang diakui,” tambahnya.
Menurutnya, peningkatan kualitas produk melalui uji laboratorium dan sertifikasi mutu sangat penting untuk menjawab tantangan pasar bebas dan perubahan standar global. BSPJI Ambon kini aktif menjalin sinergi dengan instansi daerah, perguruan tinggi, dan pelaku industri untuk mendukung program ini.
Langkah strategis ini diharapkan menjadi bagian dari akselerasi transformasi ekonomi di Maluku, terutama dalam mendorong industrialisasi berbasis potensi lokal.
Selain itu, lanjutnya, dalam rencana pengembangan yang dilakukan, pihaknya juga tengah mengembangkan ketel minyak kayu putih berbasis elektrik, rumah pengering rumput laut otomatis, hingga pembuatan alat pengambil sampel udara.
BSPJI Ambon menargetkan tahun ini akan ada peningkatan jumlah IKM binaan yang mendapatkan sertifikasi SNI dan sertifikat produk penggunaan tanda (SPPT SNI), sebagai bagian dari kontribusi nyata dalam mendukung program prioritas nasional.
Saat ini berdasarkan data capaian penerimaan sampel pengujian BSPJI Ambon sudah ada sebanyak 394 sampel terhitung sejak Januari sampai Mei 2025, dan diperkirakan terus bertambah.