Ambon (ANTARA) - Transaksi emas pedagang di pinggir jalan pertokoan Ambon Plaza maupun di depan kantor Pegadaian Kota Ambon, hingga kini sepi pengunjung.
"Kondisi seperti begini terjadi setiap hari sejak Maret 2020, sepi pengunjung. Jangankan yang mau menjual maupun membeli. Datang untuk melihat-lihat saja jarang terlihat," kata pedagang emas di depan toko Ciwangi, pertokoan Ambon Plaza, Dino , Sabtu.
Ia juga mengatakan banyak pedagang yang memilih tutup toko karena sepi transaksi.
"Banyak yang tutup. Sebelum Maret 2020 masih ramai, tetapi sejak ada virus corona, jarang sekali pengunjung yang datang ke toko,"ujar Dino.
Meski demikian, ia mengaku tetap membuka toko, karena di rumah pun tidak ada aktivitas.
"Kalau di toko, mungkin saja ada rejeki, ada warga yang datang mau menjual atau membeli perhiasan," katanya.
Dino mengemukakan, epinya transaksi saat ini mungkin juga disebabkan harga emas yang naik hingga Rp850.000 per gram, sementara warga masyarakat harus konsentrasi pada kebutuhan primer (makan) keluarga.
"Kami umumnya menawarkan emas kepada para pembeli Rp700.000/gram, setelah melalui proses cuci. Jadi di bawah harga toko emas," ujarnya.
Sedangkan harga beli dari masyarakat tergantung barang. Kalau masih utuh ditawarkan Rp600.000/gram, sedangkan yang sudah rusak bervariasi yakni Rp 550.000 hingga Rp570.000/gram.
Adapun ongkos perbaikan perhiasan emas sesuai dengan tingkat kerusakan.
"Ongkos solder Rp20.000/titik, tetapi sekarang ini teman-teman yang usaha solder tidak beraktivitas," kata Dino.
Transaksi emas pinggir jalan di Kota Ambon sepi
Sabtu, 13 Juni 2020 10:57 WIB