Ambon, 10/3 (ANTARA News) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Maluku mengisyaratkan daerah ini bakal mengekspor pala secara langsung dari Ambon, ibu kota Provinsi setempat karena telah memiliki alat pengujian kandungan aflatoksin.

"Balai Besar Perkebunan sebagai salah satu unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian Pertanian di Desa Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon ternyata telah pengadaan alat pengujian kandungan aflatoksin sehingga mendukung aktivitas ekspor pala," kata Kepala Disperindag Maluku, Elvis Pattiselanno, di Ambon, Minggu.

Dia mengakui, telah berkoordinasi dengan Kepala Balai Besar Perkebunan tersebut, bahkan meninjau laboratorium yang nantinya dimanfaatkan untuk melakukan pengujian kandungan aflatoksin.

"Jadi tinggal diurus dua dokumen lainnya sebagai persyaratan untuk melakukan pengujian kandungan aflatoksin yang memungkin eksportir di Maluku, terutama Kota Ambon memenuhi permintaan sejumlah pembeli," ujar Elvis.

Dia mengemukakan, PT. Kamboti saat ini sedang mempersiapkan kegiatan ekspor, termasuk pembenahan sarana dan prasarana pendukung sehingga bila direalisasikan, maka aktivitas rutin.

"Pastinya kualitas pala di Maluku tidak diragukan karena terkenal hingga menjadi incaran bangsa Eropa, tetapi persyaratannya harus memiliki hasil pengujian laboratorium, trkait kandungan Alfatoksin," kata Elvis.

Dia mengakui, terobosan ekspor pala ini menindaklanjuti ekspor ikan ke tuna segar sirip kuning (yellowfin) ke Sydney, serta sejumlah negara di Asia, Eropa dan Amerika Serikat memanfaatkan jasa maspakai penerbangan Garuda Indonesia.

Sedangkan, kepiting bakau hidup ke Singapura dan Malaysia.

"Kami pun telah menandatangani deklarasi bersama ekspor Maluku pada 12 Februari 2018 sehingga terbuka peluang potensi sumber daya alam (SDA) lainnya, termasuk pala yang saat ini didorong sebagai bagian dari mengembalikan kejayaan rempah - rempah," ujar Elvis.

Deklarasi bersama membangkitkan ekspor menuju Maluku jaya itu ditandatangani Gubernur Maluku, Said Assagaff, General Manager Angkasa Pura I kantor cabang bandar udara Pattimura,Amiruddin Florensius, General Manager Pelindo IV Cabang Ambon, Adi Novi Wahyudi dan Danlanud Pattimura, Kolonel Pnb Antariksa Anondo.

Selain itu, Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Maluku, Hamzah, Kakanwil Bea dan Cukai Maluku, Finari Manan dan Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon, Jumrin.

Begitu pula, Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon, A.A.C. Syahid, Kadis Perhubungan Maluku, Frans Papilaya, Kadis Perindag Maluku, Elvis Pattiselano serta Kadis Kelautan dan Perikanan Maluku, Romelus Far - Far.

Deklarasi bersama itu menjamin kemudahan dan kecepatan dalam pelayanan, pengurusan dokumen serta perijinan, melayani ekspor 24 jam sehari dan tujuh hari sepekan, menyelenggarakan proses bisnis yang bersih dan bebas dari pungutan liar (Pungli) serta mendorong kesinambungan kinerja ekspor dengan memberikan prioritas pelayanan maupun fasilitas.

"Jadi seiring pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian mendorong mengembalikan kejayaan rempah - rempah Maluku dengan memprioritaskan pengembangan pala dan cengkih, maka ini peluang menjajaki ekspor karena didukung produksi cukup besar," tandas Elvis.

Sedangkan, Kakanwil Bea dan Cukai Maluku, Finari Manan, mengemukakan, mengintensifkan ekspor ini karena mempertimbangkan Maluku memiliki potensi SDA bernilai ekonomis.

"Jadi tidak hanya ikan maupun potensi sumber daya hayati laut lainnya. Namun, tidak kalah strategisnya produksi perkebunan, kehutanan, tambang dan Migas," katanya.

Finarni menambahkan, pelabuhan Tual juga terbuka untuk kegiatan ekspor dengan petugas Bea dan Cukai telah ditempatkan di sana.

 

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019