Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Maluku, Elvis Patiselano mengatakan pihaknya  tetap melakukan pemantauan dan pengawasan guna mengantisipasi terjadinya kenaikan harga kebutuhan pokok di pasar-pasar dan toko-toko swalayan.

"Kebetulan hari ini saya juga ikut terlibat bersama beberapa orang staf turun ke pasar untuk memastikan sendiri ketersediaan bahan kebutuhan," ujarnya di Ambon, Jumat.

Menurut dia, ketersediaan bahan pokok seperti beras, gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, susu dan kebutuhan lainnya masih tetap stabil.

"Kalau yang selalu terjadi kenaikan harga sekarang ini, di Ambon, tiga komoditi, salah satunya cabai rawit, bahkan hari ini mencapai Rp70.000/Kg," katanya.

Elvis mengaku dalam dua minggu belakangan ini dirinya ikut petugas turun ke pasar untuk melakukan pemantauan, bahkan melakukan koordinasi dengan sentra produksi di Kabupaten Maluku Tengah dan dapat informasi hasil panen sekarang agak sedikit. Awal Mei 2019 diperkirakan ada panen cabai rawit di Kabupaten Pulau Buru.

Untuk mengisi permintaan pasar sekarang ini pedagang memasok dari Makassar dengan harga yang memang sudah dipatok naik, sehingga di Ambon pedagang juga tidak bisa menurunkan harga hingga mencapai Rp50.000/Kg, yang disebabkan stok di Makassar mulai berkurang.

"Komoditi yang kedua yakni bawang merah yang sekarang ini sudah mencapai Rp38.000 hingga Rp40.000/Kg, kalau terjadi tawar menawar pasti berkurang sedikit Rp39.000/Kg, dan yang juga bertahan dengan Rp38.000," ujarnya.

Ada macam-macam bawang yang dipasok dari sentra, seperti bawang Bantaeng yang fisiknya agak berbeda yang kelihatannya besar dan banyak air biasanya warga kurang suka makanya harga agak murah yakni Rp35.000/Kg.

Bawang Enrekang dan Probolinggo agak kecil dan sedikit kering sehingga harganya mahal mencapai Rp38.000 hingga Rp40.000/Kg.

"Memang di sentra produksi juga harga sudah naik, tadi pagi kami mengecek di sistem yakni di pasar Surabaya harga bawang Rp29.000/Kg, jadi kalau sampai di Ambon pemasok atau agen melepas ke pedagang eceran dengan harga Rp32.000 hingga Rp33.000/Kg, mereka mengambil keuntungan sebesar Rp3.000/Kg. Sedangkan pedagang eceran menjual dengan harga Rp38.000 hingga Rp40.000/Kg," ujarnya.

Dia menjelaskan, bawang dalam karung masih kotor atau yang di pasok dari Surabaya itu berisi 25 Kg, setelah di bersihkan tinggal 22 Kg, ada hilang tiga kg yakni akar dan daun, kemudian dihitung lagi dengan ongkos pembersih Rp2.500/Kg.

"Yang berikut bawang putih, secara nasional lagi berkurang di pasar, pemerintah berencana untuk impor, namun pihak Kementerian belum mengeluarkan rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH)," ujarnya.

Penjelasan Wamendag dua hari yang lalu di Cirebon, Jawa Barat, maka untuk sementara belum perlu di impor, dan sekarang semua yang ada di gudang-gudang di Pula Jawa di keluarkan.

Stok bawang sebenarnya di pasar banyak, hanya saja karena di setra harga naik maka otomatis di daerah seperti Ambon juga naik karena modalnya sudah berubah, lebih tinggi.

"Bawang di pasar Ambon cukup banyak, tadi pagi waktu turun saya keliling terlihat bawang merah maupun putih terlihat dimana-mana, " ujarnya.

Jadi sekarang ini hanya tiga komoditi itu yang bergerak, sedangkan yang lain tetap stabil, bahkan ayam beku malah turun menjadi Rp33.000/Kg dari sebelumnya Rp36.000 kemudian turun Rp35.000/Kg.

"Telur beberapa hari yang lalu masih diterapkan dengan harga Rp1.400 hingga Rp1.500/butir, sekarang masuk lagi dengan harga yang lebih tinggi tapi tidak terlalu berubah sebab berkisar antara Rp1.600 hingga Rp1.700/butir," ujarnya.

Hal ini karena pedagang memilah-milah telur, jadi yang ukuran kecil Rp1.500/butir dan yang paling besar Rp1.700/butir, namun masih dalam kewajaran, sebab selama ini kalau harga telur di AAmbon yang paling mahal mencapai Rp1.900 hingga Rp2.000/butir, dan harga yang paling murah itu Rp1.400/butir.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019