Ratusan siswa dan relawan mengikuti simulasi menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami yang dipusatkan di lapangan Westopong Negeri Amahusu kecamatan Nusaniwe, kota Ambon, Jumat.

Ratusan siswa SD, SMP dan SMA bersama tim relawan desa Tangguh Bencana negeri Amahusu dan Nusaniwe mengikuti simulasi gempa bumi dan tsunami yang dilaksanakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ambon dalam memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana 2019.

Simulasi tersebut digambarkan situasi negeri Amahusu dalam kondisi yang aman, siswa dan orang tua juga melakukan aktifitas masyarakat secara normal, tetapi situasi berubah ketika gempa bumi 8,1 Skala richter (SR) dan berpotensi tsunami mengguncang negeri Amahusu.

Bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi ditandai dengan bunyi alarm peringatan dini BPBD, sehingga masyarakat dan siswa berlarian ke lapangan untuk proses evakuasi.

Warga berlarian ke lapangan untuk proses evakuasi dibantu Tim Reaksi Cepat BPBD serta relawan PMI untuk menyelamatkan warga, baik anak sekolah maupun masyarakat.

Tim BPBD juga tampak melakukan pemasangan tanda darurat untuk menampung warga yang evakuasi bahkan korban bencana gempa dan tsunami.
Ratusan pelajar tidur di bawah tenda dalam simulasi penanggulangan bencana gempa bumi dan tsunami di Kota Ambon, Maluku, Jumat (26/4) (Penina Mayaut)

Beberapa waktu kemudian BMKG menginformasikan bahwa peringatan dini tsunami telah berakhir, dan warga diimbau untuk tenang dan tetap berada di lapangan untuk proses evakuasi.

Sekretaris Kota Ambon Anthony Gustaf Latuheru menyatakan, simulasi bencana dimaksudkan agar masyarakat terutama para siswa dapat memahami dan memiliki insting yang kuat untuk menyelamatkan diri ketika terjadi bencana.

"Simulasi ini digelar seolah-olah bencana terjadi, mayarakat berlarian menyelamatkan diri ke lokasi yang lebih aman agar terhindar dari bencana, dan tim BPBD serta relawan juga berupaya menyelamatkan masyarakat," katanya.

Ia  berharap, saat terjadi bencana masyarakat dapat memahami langkah apa yang harus dilakukan, yakni upaya penyelamatan diri dan keluarga agar terhindar dari bencana alam.

Kegiatan ini juga akan diharapkan dapat dilakukan di pusat-pusat kecamatan, sehingga dapat mengurangi resiko bencana dan korban jiwa saat terjadi bencana.

"Kalau bisa juga dilaksanakan di setiap desa kelurahan, agar semakin banyak masyarakat yang mengikuti simulasi dan dapat mengurangi resiko bencana itulah tujuan simulasi itu sebenarnya," tandas Anthony.
 

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019