PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Pembangkit dan Jaringan (UP3) Ternate, Maluku Utara (Malut) menyatakan optimistis tidak terjadi pemadaman listrik selama bulan suci Ramadhan 1440 Hijriah.
"Sebab, ketersediaan pembangkit listrik masih 15 Mega Watt (mw) untuk penuhi kebutuhan pelanggan di Ternate," kata Asisten Manager Rayon PLN Ternate, Syaiful Ali di Ternate, Kamis (9/5).
Dia mengatakan, ketersediaan pembangkit listrik sendiri, sudah di surplus 15 mw, untuk menjaga jangan sampai terjadi gangguan di salah satu Unit pembangkit lain.
Saiful mengaku, sering terjadi pemadaman lampu disebabkan oleh faktor alam semisal, binatang liar, kondisi cuaca. Apalagi menurut dia, jaringan yang ada di Kota Ternate masih terbuka di udara, namun, tidak terjadi masalah dalam hal itu, yang di takutkan jangan sampai ada pemadaman bergilir, atau kekurangan daya pembangkit.
"Pihaknya meminta maaf, jika terjadi mati lampu di bulan Ramadhan sampai Lebaran karena faktor alam, tetapi, hal ini jangan sampai terjadi dan mudahan-mudahan tidak terjadi pemadaman bergilir," kata Saiful.
Ia mengharapkan secepatnya Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) bisa teruwujud, supaya bisa mendukung kehandalan sistem tenaga listrik.
Sebelumnya, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Pembangkit dan Jaringan (UP3) Ternate meminta kepada warga RT12/RW05 Kelurahan Kayu Merah yang harus ikhlas dengan pembangunan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) , karena SUTT itu juga untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
Saiful berharap, warga RT12 Kayu Merah harus ikhlas pemasangan SUTT ke tempat tersebut, karena jauh dari pemukiman warga, karena pihaknya membangun SUTT sudah menghindar dari pemukiman.
"Hanya saja harus melewati pemukiman yang ada di RT12 Kayu Merah, Karena ini gardu induknya ada di Kayu Merah, sehingga harus melewati pemukiman di sekitaran RT12 tersebut," katanya.
Meskipun masyarakat masih menolak, namun, pihak PLN sendiri bakal berusaha untuk menegosiasi secara langsung maupun lewat pemerintah Daerah dan Aparat Kepolisian. Agar masalah ini bisa diselesaikan dengan baik.
Sekedar diketahui, proyek ini melaksanakan sosialisasi di Kelurahan Kayu Merah sejak tahun 2018 lalu, dan deatline pekerjaannya harus selesai di Desember 2018, namun terhambat karena proses pembangunan tower listrik di RT 12 belum diizinkan warga.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
"Sebab, ketersediaan pembangkit listrik masih 15 Mega Watt (mw) untuk penuhi kebutuhan pelanggan di Ternate," kata Asisten Manager Rayon PLN Ternate, Syaiful Ali di Ternate, Kamis (9/5).
Dia mengatakan, ketersediaan pembangkit listrik sendiri, sudah di surplus 15 mw, untuk menjaga jangan sampai terjadi gangguan di salah satu Unit pembangkit lain.
Saiful mengaku, sering terjadi pemadaman lampu disebabkan oleh faktor alam semisal, binatang liar, kondisi cuaca. Apalagi menurut dia, jaringan yang ada di Kota Ternate masih terbuka di udara, namun, tidak terjadi masalah dalam hal itu, yang di takutkan jangan sampai ada pemadaman bergilir, atau kekurangan daya pembangkit.
"Pihaknya meminta maaf, jika terjadi mati lampu di bulan Ramadhan sampai Lebaran karena faktor alam, tetapi, hal ini jangan sampai terjadi dan mudahan-mudahan tidak terjadi pemadaman bergilir," kata Saiful.
Ia mengharapkan secepatnya Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) bisa teruwujud, supaya bisa mendukung kehandalan sistem tenaga listrik.
Sebelumnya, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Pembangkit dan Jaringan (UP3) Ternate meminta kepada warga RT12/RW05 Kelurahan Kayu Merah yang harus ikhlas dengan pembangunan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) , karena SUTT itu juga untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
Saiful berharap, warga RT12 Kayu Merah harus ikhlas pemasangan SUTT ke tempat tersebut, karena jauh dari pemukiman warga, karena pihaknya membangun SUTT sudah menghindar dari pemukiman.
"Hanya saja harus melewati pemukiman yang ada di RT12 Kayu Merah, Karena ini gardu induknya ada di Kayu Merah, sehingga harus melewati pemukiman di sekitaran RT12 tersebut," katanya.
Meskipun masyarakat masih menolak, namun, pihak PLN sendiri bakal berusaha untuk menegosiasi secara langsung maupun lewat pemerintah Daerah dan Aparat Kepolisian. Agar masalah ini bisa diselesaikan dengan baik.
Sekedar diketahui, proyek ini melaksanakan sosialisasi di Kelurahan Kayu Merah sejak tahun 2018 lalu, dan deatline pekerjaannya harus selesai di Desember 2018, namun terhambat karena proses pembangunan tower listrik di RT 12 belum diizinkan warga.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019