Pemerintah kota (Pemkot) Ambon menyerahkan kunci rumah susun (Rusun) di desa Nania, kecamatan Teluk Ambon yang diperuntukkan bagi aparatur sipil negara (ASN).
Penyerahan kunci rusun dilakukan secara simbolis oleh Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy kepada perwakilan ASN yang akan menempati Rusun, di Ambon, Sabtu.
Richard mengatakan, Rusun Nania dibangun pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang diperuntukkan bagi ASN kota Ambon.
"Apresiasi diberikan kepada menteri PUPR karena pertama kali ASN kota Ambon mendapat Rusun yang layak dengan fasilitas yang memadai, sehingga para pegawai yang akan menempatinya tidak perlu membawa perlengkapan rumah tangga, tetapi cukup membawa koper pakaian," katanya.
Ia menjelaskan, awal program Rusun disampaikan belum mendapat respon dari para ASN, karena masyarakat Ambon masih terjebak dalam pola pikir dan gaya hidup horizontal, dan belum terbiasa dengan gaya hidup vertikal yakni lingkungan Rusun.
"Tahap awal program ini disampaikan ke ASN belum ada keseriusan untuk menempati Rusun ini, karena belum terbiasa tinggal di Rusun, tetapi mau tidak mau perilaku gaya hidup hunian yang terbiasa horizontal lama kelamaan bergeser ke gaya hidup vertilkal, orang tidak lagi tinggal di rumah tetapi beralih ke Rusun atau apartemen," ujarnya.
Kawasan permukiman saat ini lanjutnya semakin terbatas dan tingkat pertumbuhan penduduk semakin bertambah. ke depan desain permukiman bergeser dari horizontal ke vertikal.
Hal ini tentunya juga akan berdampak besar pada perubahan gaya hidup. Jika sebelumnya suami istri terbiasa berantem, di rusun gaya hidup dituntut untuk beradaptasi dengan lingkungan.
"Perubahan budaya yang signifikan kita berharap ASN yang menempati rusun dapat menjadi pioner untuk mengubah pola pikir masyarakat, untuk sebuah pendekatan pola gaya hidup vertikal," tandasnya.
Richard mengakui, keberadaan rusun kawasan Nania akan menjadi daerah pertumbuhan baru, karena itu pihaknya akan mendorong Pasar Nania difungsikan kembali.
"Selain itu kita akan pikirkan untuk menyiapkan dermaga speed boat di belakang rusun untuk mobilisasi ASN maupun masyarakat sekitar ke pusat kota Ambon. Ini akan menjadi pusat ekonomi baru sebagai dampak ekonomi proyek pemerintah," katanya.
Sejumlah persyaratan telah ditetapkan bagi ASN yang akan menempati rusun yakni diprioritaskan bagi ASN yang telah berkeluarga, minimal memiliki dua orang anak, belum memiliki hunian tetap, berperilaku baik dan wajib membayar biaya pemeliharaan rusun yang telah ditetapkan.
Biaya pemeliharaan yang ditetapkan untuk Rusun empat lantai yaitu untuk lantai satu sebesar Rp250 ribu per bulan, lantai dua Rp200 ribu dan tiga dan empat Rp180 ribu per bulan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
Penyerahan kunci rusun dilakukan secara simbolis oleh Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy kepada perwakilan ASN yang akan menempati Rusun, di Ambon, Sabtu.
Richard mengatakan, Rusun Nania dibangun pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang diperuntukkan bagi ASN kota Ambon.
"Apresiasi diberikan kepada menteri PUPR karena pertama kali ASN kota Ambon mendapat Rusun yang layak dengan fasilitas yang memadai, sehingga para pegawai yang akan menempatinya tidak perlu membawa perlengkapan rumah tangga, tetapi cukup membawa koper pakaian," katanya.
Ia menjelaskan, awal program Rusun disampaikan belum mendapat respon dari para ASN, karena masyarakat Ambon masih terjebak dalam pola pikir dan gaya hidup horizontal, dan belum terbiasa dengan gaya hidup vertikal yakni lingkungan Rusun.
"Tahap awal program ini disampaikan ke ASN belum ada keseriusan untuk menempati Rusun ini, karena belum terbiasa tinggal di Rusun, tetapi mau tidak mau perilaku gaya hidup hunian yang terbiasa horizontal lama kelamaan bergeser ke gaya hidup vertilkal, orang tidak lagi tinggal di rumah tetapi beralih ke Rusun atau apartemen," ujarnya.
Kawasan permukiman saat ini lanjutnya semakin terbatas dan tingkat pertumbuhan penduduk semakin bertambah. ke depan desain permukiman bergeser dari horizontal ke vertikal.
Hal ini tentunya juga akan berdampak besar pada perubahan gaya hidup. Jika sebelumnya suami istri terbiasa berantem, di rusun gaya hidup dituntut untuk beradaptasi dengan lingkungan.
"Perubahan budaya yang signifikan kita berharap ASN yang menempati rusun dapat menjadi pioner untuk mengubah pola pikir masyarakat, untuk sebuah pendekatan pola gaya hidup vertikal," tandasnya.
Richard mengakui, keberadaan rusun kawasan Nania akan menjadi daerah pertumbuhan baru, karena itu pihaknya akan mendorong Pasar Nania difungsikan kembali.
"Selain itu kita akan pikirkan untuk menyiapkan dermaga speed boat di belakang rusun untuk mobilisasi ASN maupun masyarakat sekitar ke pusat kota Ambon. Ini akan menjadi pusat ekonomi baru sebagai dampak ekonomi proyek pemerintah," katanya.
Sejumlah persyaratan telah ditetapkan bagi ASN yang akan menempati rusun yakni diprioritaskan bagi ASN yang telah berkeluarga, minimal memiliki dua orang anak, belum memiliki hunian tetap, berperilaku baik dan wajib membayar biaya pemeliharaan rusun yang telah ditetapkan.
Biaya pemeliharaan yang ditetapkan untuk Rusun empat lantai yaitu untuk lantai satu sebesar Rp250 ribu per bulan, lantai dua Rp200 ribu dan tiga dan empat Rp180 ribu per bulan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019