Balai Arkeologi Maluku akan menggelar kegiatan Rumah Peradaban 2019 difokuskan di Pulau Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya dan Ternate, Provinsi Maluku Utara sebagai upaya menginformasikan hasil penelitian institusi itu kepada masyarakat.

"Sesuai rencana kegiatan Rumah Peradaban akan digelar Oktober 2019 yang akan dilaksanakan di dua lokasi, yakni Kisar, MBD (Maluku Barat Daya) dan Ternate," kata Kepala Balai Arkeologi Maluku, Bambang Sugiyanto , di Ambon, Kamis.

Menurut dia, selama ini hasil riset hanya untuk kepentingan akademis, sedangkan kegiatan Rumah Peradaban menjadi terobosan baru untuk menginformasikan hasil riset itu kepada masyarakat.

"Penelitian dirasakan kurang memberikan kontribusi kepada masyarakat dan pemerintah sehingga muncul gagasan program Rumah Peradaban. Kegiatan ini sebuah program menghidupkan hasil penelitian arkeologi," katanya.

Bambang menyatakan program itu juga merupakan upaya membangun jaringan dengan pemerintah daerah, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, pegiat budaya, dan pemangku kepentingan lainnya di Maluku.

"Bicara soal budaya dinamis dan meliputi seluruh golongan masyarakat, karena itu sejak ditetapkan Rumah Peradaban digelar sejak tahun 2016, Balar (Balai Arkeologi) Maluku telah melaksanakan di tiga lokasi, yakni Tanimbar, Banda, dan Kota Ambon," katanya.

Pemilihan Ternate sebagai lokasi kegiatan Rumah Peradaban, merupakan upaya mengajak masyarakat setempat mengetahui peninggalan sejarah dan budaya.

"Kita telah melaksanakan penelitian di Ternate karena itu hasil penelitian harus dikemas sehingga masyarakat diajak mengapresiasi dan memanfaatkan budaya," ujarnya.

Kegiatan itu, lanjutnya, akan dikemas lebih baik dengan mengajak budayawan dengan harapan timbul inspirasi berupa tarian, cerita, atau puisi tentang kebudayaan, baik di Kisar maupun Ternate.

"Dari hasil itu akan berkembang ke arah ekonomi kreatif dan kesejahteraan masyarakat, " katanya.

Bambang menambahkan rangkaian kegiatan Rumah Peradaban, yakni seminar, pentas seni, lokakarya fotografi, penulisan artikel budaya, dan sejumlah lomba yang melibatkan siswa Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi.

"Diharapkan para siswa terlatih untuk melihat situs yang ada di wilayah mereka, sejauh mana kekayaan intelektual peninggalan sejarah. Ke depan kita harapkan mereka mau lestarikan dan mencintai sejarah," katanya.

Baca juga: Balai Arkeologi Maluku Kumpulkan Data Perang Pasifik

Baca juga: Balai Arkeologi teliti temuan gambar cadas di Maluku

Baca juga: Balai Arkeologi Maluku fokus untuk 11 penelitian

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019