Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Maluku utara (Malut) akan menggandeng Dinas PU dan PR dengan membentuk tim untuk mendata sekolah khususnya di Kabupaten Halmahera selatan (Halsel) rusak akibat gempa magnitudo 7,2.
Kepala Dinas Dikbud Malut, Imran Yakub di Ternate, Selasa, membenarkan hampir sebagian SMA di Halsel yang terdampak gempa mengalami kerusakan retak dinding.
"Akan dibentuk tim bersama-sama melibatkan Dinas Pekerjaan Umum untuk mengecek dan menghitung angka kerugian dari kerusakan itu. Kemudian kita ajukan ke APBD tahun depan," katanya.
Di Gane rata-rata mengalami kerusakan retak dinding dan paling parah di SMA Negeri 19 dan dua SMA lainnya yang dianggap sedikit rusak berat.
"Kita bentuk tim bersama Dinas PU karena Dinas Pendidikan tidak bisa menghitung angka kerugian dan akan perbaiki," ujarnya.
Sementara, gedung SMA 19 Gane Luar yang sampai saat ini dipergunakan untuk penampungan pengungsi tidak mempengaruhi proses belajar mengajar, apalagi sekolah masih dalam tahap penerimaan siswa baru sehingga proses belajar mengajar itu belum berjalan normal.
"Memang proses belajar mengajar saat ini masih terganggu karena masih dalam tahapan penerimaan siswa baru. Rata-rata masyarakat kan lari ke gunung dalam situasi yang sekarang dan berharap situasi ini cepat pulih dan proses belajar mengajar segera jalan," katanya.
Imran mengakui belum sampai pada tingkat mengadakan sekolah alam lantaran rata-rata hanya mengalami retak dinding atau rusak ringan dan hanya beberapa tempat yang dianggap rusak berat.*
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
Kepala Dinas Dikbud Malut, Imran Yakub di Ternate, Selasa, membenarkan hampir sebagian SMA di Halsel yang terdampak gempa mengalami kerusakan retak dinding.
"Akan dibentuk tim bersama-sama melibatkan Dinas Pekerjaan Umum untuk mengecek dan menghitung angka kerugian dari kerusakan itu. Kemudian kita ajukan ke APBD tahun depan," katanya.
Di Gane rata-rata mengalami kerusakan retak dinding dan paling parah di SMA Negeri 19 dan dua SMA lainnya yang dianggap sedikit rusak berat.
"Kita bentuk tim bersama Dinas PU karena Dinas Pendidikan tidak bisa menghitung angka kerugian dan akan perbaiki," ujarnya.
Sementara, gedung SMA 19 Gane Luar yang sampai saat ini dipergunakan untuk penampungan pengungsi tidak mempengaruhi proses belajar mengajar, apalagi sekolah masih dalam tahap penerimaan siswa baru sehingga proses belajar mengajar itu belum berjalan normal.
"Memang proses belajar mengajar saat ini masih terganggu karena masih dalam tahapan penerimaan siswa baru. Rata-rata masyarakat kan lari ke gunung dalam situasi yang sekarang dan berharap situasi ini cepat pulih dan proses belajar mengajar segera jalan," katanya.
Imran mengakui belum sampai pada tingkat mengadakan sekolah alam lantaran rata-rata hanya mengalami retak dinding atau rusak ringan dan hanya beberapa tempat yang dianggap rusak berat.*
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019