Para pedagang sapi di Maluku Utara (Malut) kewalahan memenuhi permintaan sapi untuk antarpulau terutama dari Sulawesi dan Kalimantan menjelang Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah.

Salah seorang pedagang sapi di Malut Suhadi di Ternate, Kamis, mengatakan menjelang  Idul Adha 1440 Hijriah dirinya menerima permintaan antarpulau sapi dari Balikpapan, Kalimantan Timur, sebanyak 50 ekor, tetapi baru bisa dipenuhi  20 ekor.

Populasi sapi di Malut, terutama di wilayah Pulau Halmahera sebenarnya cukup banyak untuk memenuhi permintaan antarpulau, tetapi terkendala dengan makin mahalnya sapi di tingkat peternak yang kini untuk ukuran standar minimal Rp10 juta.

Sementara itu  harga penawaran pembeli dari Balikpapan, menurut dia, paling tinggi Rp11 juta per ekor, sehingga kalau harga pembelian di tingkat peternak di Malut Rp10 juta per ekor pedagang akan mengalami kerugian apalagi harus menanggung biaya pengangkutan yang cukup mahal.

Para pedagang sapi terpaksa  turun mencari sapi ke desa-desa di sejumlah kabupaten di Halmahera seperti di Halmahera Timur dan Halmahera Tengah, karena biasanya ada warga yang mau menjual sapinya dengan harga yang lebih murah karena membutuhkan dana untuk biaya pendidikan anak-anaknya atau kebutuhan mendesak lainnya.

Data dari Balai Karantina Pertanian Ternate menunjukkan jumlah sapi yang dikirim dari Malut ke sejumlah provinsi di Sulawesi dan Kalimantan menjelang  Idul Adha 1440 Hijriah meningkat, pada  Juli ini misalnya mencapai 510 ekor, sedangkan sejak Januari 2019 tercatat 2.000 ekor lebih.

Balai Karantina Pertanian Ternate menyeleksi ketat setiap sapi yang akan dikirim keluar daerah, tidak saja dari segi kesehatan tetapi juga apakah sapi produktif atau sapi bantuan, karena sesuai bantuan sapi produktif dan sapi bantuan tidak boleh diperdagangkan.

Sebelumnya Kepala Dinas Pertanian Malut Idham Umasangaji mengatakan potensi produksi sapi Malut setiap tahun mencapai 10 ribu ekor, lima ribu ekor di antaranya untuk kebutuhan lokal dan lima ribu ekor sisanya untuk kebutuhan antarpulau.

Malut yang sebelumnya selalu mendatangkan sapi dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan lokal, sejak beberapa tahun terakhir sudah swasembada dan bahkan dapat memenuhi kebutuhan di provinsi lain menyusul keberhasilan daerah ini dalam mengembangkan sapi.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019