Ikatan Mahasiswa Papua (IMP) Ternate, Maluku Utara (Malut), meminta jaminan keamanan dari pemerintah daerah, menyusul kericuhan yang terjadi di sejumlah wilayah di Provinsi Papua dan Papua Barat.
"Kami berharap Gubernur Malut, Abdul Gani Kasuba bisa membantu memberi jaminan keamanan bagi mahasiswa Papua di Ternate," kata Ketua IMP Malut , Hendri Ruamba di Ternate, Kamis.
Untuk memastikan keberadaan mereka di Malut tetap aman, mahasiswa yang tergabung dalam IMP menemui Gubernur setempat, Abdul Gani Kasuba di Grand Dafam Hotel, Ternate, didampingi Mukhtar Adam, penggagas Kampung Melanesia di Ternate.
Dia mengaku terganggu dengan peristiwa yang terjadi di Malang dan Surabaya karena menyentuh soal ras.
Akibatnya, kericuhan pecah di Provinsi Papua Barat dan Papua, dan dikhawatirkan ada wargaTernate atau Malut yang berada di Tanah Papua mendapat tindakan yang tidak diinginkan terkait kericuhan di Papua.
Untuk itu, mahasiswa menemui Gubernur meminta jaminan keamanan dari Pemerintah Provinsi Malut.
"Kami minta Gubernur Malut bisa menjamin keamanan agar tetap nyaman di Kota Ternate. Kita minta tidak ada provokasi dari masyarakat, kita lihat di Malang dan Surabaya, itu kan ada provokasi dari masyarakat," ujarnya.
Hendri menyatakan, hingga saat ini belum ada pergerakan dari masyarakat di Ternate terkait peristiwa di Papua, hanya saja mereka khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.
Sementara itu, Gubernur Maluku Utara KH Abdul Gani Kasuba memastikan seluruh masyarakat khususnya mahasiswa Papua di Ternate tetap aman.
"Kita jamin kenyamanan dan keamanan mereka selama di Maluku Utara, karena mereka adalah saudara dan bagian dari kita," kata gubernur.
Gubernur dua periode ini mengatakan warga Papua adalah warga Malut, oleh sebab itu tidak bisa ditinggalkan ataupun dipisahkan. Sesuai data yang diperoleh, mahasiswa Papua yang kuliah di Ternate sebanyak 70 orang, tersebar di Universitas Khairun Ternate, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate.
Dia menambahkan, Malut memiliki kurang lebih 18 suku, mulai dari Tidore, Ternate, hingga Makian dan sekarang ditambah lagi Papua, karena sejarah Papua adalah bagian dari Maluku Utara.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
"Kami berharap Gubernur Malut, Abdul Gani Kasuba bisa membantu memberi jaminan keamanan bagi mahasiswa Papua di Ternate," kata Ketua IMP Malut , Hendri Ruamba di Ternate, Kamis.
Untuk memastikan keberadaan mereka di Malut tetap aman, mahasiswa yang tergabung dalam IMP menemui Gubernur setempat, Abdul Gani Kasuba di Grand Dafam Hotel, Ternate, didampingi Mukhtar Adam, penggagas Kampung Melanesia di Ternate.
Dia mengaku terganggu dengan peristiwa yang terjadi di Malang dan Surabaya karena menyentuh soal ras.
Akibatnya, kericuhan pecah di Provinsi Papua Barat dan Papua, dan dikhawatirkan ada wargaTernate atau Malut yang berada di Tanah Papua mendapat tindakan yang tidak diinginkan terkait kericuhan di Papua.
Untuk itu, mahasiswa menemui Gubernur meminta jaminan keamanan dari Pemerintah Provinsi Malut.
"Kami minta Gubernur Malut bisa menjamin keamanan agar tetap nyaman di Kota Ternate. Kita minta tidak ada provokasi dari masyarakat, kita lihat di Malang dan Surabaya, itu kan ada provokasi dari masyarakat," ujarnya.
Hendri menyatakan, hingga saat ini belum ada pergerakan dari masyarakat di Ternate terkait peristiwa di Papua, hanya saja mereka khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.
Sementara itu, Gubernur Maluku Utara KH Abdul Gani Kasuba memastikan seluruh masyarakat khususnya mahasiswa Papua di Ternate tetap aman.
"Kita jamin kenyamanan dan keamanan mereka selama di Maluku Utara, karena mereka adalah saudara dan bagian dari kita," kata gubernur.
Gubernur dua periode ini mengatakan warga Papua adalah warga Malut, oleh sebab itu tidak bisa ditinggalkan ataupun dipisahkan. Sesuai data yang diperoleh, mahasiswa Papua yang kuliah di Ternate sebanyak 70 orang, tersebar di Universitas Khairun Ternate, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate.
Dia menambahkan, Malut memiliki kurang lebih 18 suku, mulai dari Tidore, Ternate, hingga Makian dan sekarang ditambah lagi Papua, karena sejarah Papua adalah bagian dari Maluku Utara.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019