Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, Maluku, menjamin keamanan warga asal Papua dan Papua Barat yang selama ini melaksanakan berbagai aktivitas di daerah itu.
"Papua adalah bagian dari NKRI dan rakyat Papua adalah saudara kita sehingga jajaran Polres sampai Polsek menjamin keamanan warga Papua yang tinggal di Ambon untuk melaksanakan aktivitas baik sebagai pegawai, pekerja di sektor swasta maupun pelajar atau mahasiswa," kata Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKBP Sutrisno Hady Santoso di Ambon, Jumat.
Penjelasan Kapolres terkait dugaan kasus rasial dan pembuangan Bendera Merah Putih di Jawa Timur hingga pengepungan asrama mahasiswa Papua oleh ormas tertentu beberapa waktu lalu.
Insiden ini memicu warga Papua dan Papua Barat bergejolak dengan melakukan demonstrasi berupa turun ke jalan dan berujung anarkhis seperti pembakaran fasilitas pemerintah.
Menurut Kapolres, mahasiswa asal Papua dan Papua Barat yang ada di Ambon sekitar 105 orang. Setiap hari mereka melakukan aktivitas seperti biasa tanpa ada gangguan dari manapun.
"Kedamaian dan hak hidup warga Papua dan Papua Barat di Maluku, khususnya di Pulau Ambon dan sekitarnya tetap terjamin," katanya.
Mereka bebas melakukan aktivitas tanpa harus merasa terancam dan rasialisme. "Polres juga telah berkoordinasi dengan Ketua Angkatan Muda Papua di sini," katanya.
Untuk meningkatkan keakraban, Polres Ambon menggelar kegiatan lomba Fun Dancer.
"Kegiatan ini bertujuan agar keakraban antara pimpinan dengan anggota tetap terjalin dan lomba ini sebagai pengisi acara sambil menunggu jadwal pelantikan anggota legislatif," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
"Papua adalah bagian dari NKRI dan rakyat Papua adalah saudara kita sehingga jajaran Polres sampai Polsek menjamin keamanan warga Papua yang tinggal di Ambon untuk melaksanakan aktivitas baik sebagai pegawai, pekerja di sektor swasta maupun pelajar atau mahasiswa," kata Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKBP Sutrisno Hady Santoso di Ambon, Jumat.
Penjelasan Kapolres terkait dugaan kasus rasial dan pembuangan Bendera Merah Putih di Jawa Timur hingga pengepungan asrama mahasiswa Papua oleh ormas tertentu beberapa waktu lalu.
Insiden ini memicu warga Papua dan Papua Barat bergejolak dengan melakukan demonstrasi berupa turun ke jalan dan berujung anarkhis seperti pembakaran fasilitas pemerintah.
Menurut Kapolres, mahasiswa asal Papua dan Papua Barat yang ada di Ambon sekitar 105 orang. Setiap hari mereka melakukan aktivitas seperti biasa tanpa ada gangguan dari manapun.
"Kedamaian dan hak hidup warga Papua dan Papua Barat di Maluku, khususnya di Pulau Ambon dan sekitarnya tetap terjamin," katanya.
Mereka bebas melakukan aktivitas tanpa harus merasa terancam dan rasialisme. "Polres juga telah berkoordinasi dengan Ketua Angkatan Muda Papua di sini," katanya.
Untuk meningkatkan keakraban, Polres Ambon menggelar kegiatan lomba Fun Dancer.
"Kegiatan ini bertujuan agar keakraban antara pimpinan dengan anggota tetap terjalin dan lomba ini sebagai pengisi acara sambil menunggu jadwal pelantikan anggota legislatif," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019