Perwakilan Bank Indonesia (BI) Maluku Utara (Malut) mencatat, kebutuhan uang tunai lebaran untuk masyarakat mencapai Rp452 miliar atau turun hingga 33 persen dibandingkan lebaran tahun sebelumnya. 

Jumlah tersebut sekaligus merupakan kebutuhan tunai terendah dalam lima kali lebaran terakhir ini ," kata Kepala Perwakilan BI Malut, Gatot Miftahul Manan melalui siaran pers kepada Antara, Kamis.

Menurut dia, untuk uang pecahan besar Rp 50 ribu keatas sebesar Rp418 miliar, turun sebesar 31 persen, sedangkan, uang pecahan kecil pecahan 20 ribu kebawah hanya sebesar Rp33 miliar turun cukup banyak dibandingkan lebaran tahun 2019.
 
"Penurunan kebutuhan uang tunai dipengaruhi beberapa hal diantaranya ada kekhawatiran risiko penularan COVID-19 melalui kebiasaan silaturahim lebaran secara fisik," katanya.

Selain itu, hari libur Lebaran lebih singkat hanya lima hari sehingga penyediaan uang tunai di ATM lebih terbatas. Ketiga, larangan mudik oleh pemerintah dan penutupan/pembatasan akses transportasi laut dan udara oleh beberapa pemerintah daerah.
 
Dia menyebut, Ramadan 2020 ini, penukaran uang tidak diberikan dalam bentuk layanan kas keliling di tempat umum sebagaimana Ramadan tahun sebelumnya, sehingga peniadaan kas keliling ditujukan untuk mencegah kerumunan massa yang menyebabkan penularan COVID - 19 . Layanan penukaran uang disediakan melalui 69 jaringan kantor bank yang tersebar di seluruh wilayah Provinsi Maluku Utara. 

Olehnya itu, layanan pada jaringan kantor bank disertai penerapan protokol kesehatan yang berjalan optimal. Kebutuhan uang tunai diarahkan melalui penarikan dari rekening tabungan.  Dalam 10 hari sebelum lebaran, penukaran uang tunai mencapai Rp14 miliar. 

"Ke depan Bank Indonesia senantiasa menjaga kelancaran sistim pembayaran dengan memastikan ketersediaan uang kartal dan secara bersamaan mendorong pemanfaatan transaksi non tunai," katanya.
 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020