Sejumlah petani cengkeh di Kabupaten Pulau Taliabu (Pultab), Maluku Utara (Malut), dalam beberapa bulan terakhir ini mengeluhkan turunnya harga jual cengkeh sebagai salah satu pendapatan petani di kabupaten itu.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop), Kabupaten Pulau Taliabu, Jayadi ketika dihubungi, Senin, membenarkan keluhan petani cengkeh menyusul anjloknya harga cengkeh di pasaran.
"Bulan lalu harganya anjlok hingga Rp47.000 per kilogram, tetapi saya cek terakhir sudah mulai naik di angka Rp 50.000 per kilogram. ini tentu masih jauh dari dua tahun sebelumnya yang harganya masih bagus karena berkisar Rp78 ribu per kilogram normalnya itu. Sudah kurang lebih 2 tahun harga jual cengkeh bertahan pada harga tersebut, semoat naik Rp80 ribu," ujarnya.
Sebelumnya Bupati Pulau Taliabu Aliong Mus mengatakan pemerintah telah berbagai upaya untuk memperbaiki harga cengkeh agar masyarakat petani Taliabu meningkat. Namun, kata dia, melonjaknya harga jual komoditas seperti cengkeh saat ini tidak terlepas dari situasi nasional yang mengizinkan impor cengkeh sehingga upaya yang dilakukan belum berhasil.
"Saya sangat tahu persis situasi ekonomi saat ini sedang sulit, harga jual cengkeh sangat turun sekali, cokelat sangat turun sekali, kita harus bersabar karena ini imbas perdagangan nasional, jadi kalau ada orang-orang yang datang mengatakan pemda bisa menaikkan harga cengkeh, itu omong kosong," kata Aliong Mus.
Untuk itu Aliong Mus berharap agar masyarakat bersabar menghadapi situasi ini karena selain kebijakan impor cengkeh, negeri ini juga sedang menghadapi wabah Virus Corona yang cukup berdampak terhadap perekonomian negara.
"Saya sudah ketemu pengusaha besar di Surabaya dan Jakarta, seperti PT Sampoerna dan juga PT Gudang Garam , tapi karena impor cengkeh dari luar negeri sangat banyak makanya cengkeh di dalam negri jadi turun. Juga karena krisis global yang merupakan imbas COVID-19 ini cukup mengancam kondisi ekonomi dunia," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop), Kabupaten Pulau Taliabu, Jayadi ketika dihubungi, Senin, membenarkan keluhan petani cengkeh menyusul anjloknya harga cengkeh di pasaran.
"Bulan lalu harganya anjlok hingga Rp47.000 per kilogram, tetapi saya cek terakhir sudah mulai naik di angka Rp 50.000 per kilogram. ini tentu masih jauh dari dua tahun sebelumnya yang harganya masih bagus karena berkisar Rp78 ribu per kilogram normalnya itu. Sudah kurang lebih 2 tahun harga jual cengkeh bertahan pada harga tersebut, semoat naik Rp80 ribu," ujarnya.
Sebelumnya Bupati Pulau Taliabu Aliong Mus mengatakan pemerintah telah berbagai upaya untuk memperbaiki harga cengkeh agar masyarakat petani Taliabu meningkat. Namun, kata dia, melonjaknya harga jual komoditas seperti cengkeh saat ini tidak terlepas dari situasi nasional yang mengizinkan impor cengkeh sehingga upaya yang dilakukan belum berhasil.
"Saya sangat tahu persis situasi ekonomi saat ini sedang sulit, harga jual cengkeh sangat turun sekali, cokelat sangat turun sekali, kita harus bersabar karena ini imbas perdagangan nasional, jadi kalau ada orang-orang yang datang mengatakan pemda bisa menaikkan harga cengkeh, itu omong kosong," kata Aliong Mus.
Untuk itu Aliong Mus berharap agar masyarakat bersabar menghadapi situasi ini karena selain kebijakan impor cengkeh, negeri ini juga sedang menghadapi wabah Virus Corona yang cukup berdampak terhadap perekonomian negara.
"Saya sudah ketemu pengusaha besar di Surabaya dan Jakarta, seperti PT Sampoerna dan juga PT Gudang Garam , tapi karena impor cengkeh dari luar negeri sangat banyak makanya cengkeh di dalam negri jadi turun. Juga karena krisis global yang merupakan imbas COVID-19 ini cukup mengancam kondisi ekonomi dunia," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020