Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), membantah penyaluran bantuan sembako kepada warga dikategorikan fakir miskin, untuk kepentingan pasangan calon (paslon) di Pilkada Kota Ternate.

"Kami harapkan, penyaluran bantuan berupa sembako tidak digiring ke politik, tetapi kemanusiaan," kata Kepala Pelaksana Bidang Pengumpulan dan Pendistribusian zakat Baznas Koat Ternate, Ade Mustafa di Ternate, Rabu.

Bantuan zakat, berupa sembako dari Baznas Kota Ternate dicurigai sebagian warga merupakan kepentingan paslon tertentu oleh sejumlah warga di Kelurahan Kalumata, Ternate Selatan dan akhirnya bantuan tersebut pun berbuntut saling adu mulut antara warga setempat dan pihak Baznas.

Namun, sayangnya Baznas tidak berkoordinasi dengan lurah setempat dan hanya melalui pengurus mesjid dengan cara menyurat melalui imam.

Menurut dia, berbeda jika ada masyarakat yang meminta bantuan modal usaha ke Baznas Kota Ternate baru kemudian berhubungan dengan Kelurahan.

"Biasanya zakat seperti ini sebelumnya tidak ditampung di satu tempat, akan tetapi sambil jalan menggunakan kendaraan Baznas dan langsung dibagi-bagi, kali ini jumlahnya mencapai 2.000, sangat tidak mungkin jika modelnya sama seperti itu," katanya.

Ade menambakan, cara penyaluran seperti itu dikarenakan situasi pendemi COVID-19, sehingga menghindari kerumunan maka diberikan secara langsung saja, bahkan para tukang ojeg juga menerima bantuan tersebut.

Ade menegaskan bahwa, pembantuan zakat ini tidak ada unsur politik praktis yang berkaitan dengan Pilwako 2020.

"Kami telah meminta penyaluran bantuan disalurkan secara terbuka dan warga yang protes agar datang dan menyaksikan langsung proses pembagiannya," ujarnya.

Dikatakannya, setiap tahun Baznas mempunyai program pembagian zakat seperti ini ke orang yang kurang mampu dan tahun 2019 pembagiannya mencapai 1500, sedangkan pada tahun ini lebih banyak lagi karena dampak dari COVID-19 itu sendiri sehingga kuotanya yang dibagikan naik sampai 2000 paket.

Jumlah paket yang sudah tertata rapi di dalam mesjid tersebut sekitar 600 paket dan jumlah ini terbagi di dua kecamatan, yakni Ternate Selatan dan Pulau Ternate.

Sementara itu, salah seorang warga setempat, Jabir Hoda yang datang bersama puluhan warga tersebut mengakui tidak mengetahui adanya pembagiaan zakat di lingkungannya.

"Kalaupun ini dari Baznas kenapa tidak didistribusikan siang hari, karena momentum pilkada, secara otomatis pemikiran orang akan merujuk ke paslon tertentu, pembagaian zakat ini karena prosesnya tak begitu transparan, bahkan tidak ada koordinasi Baznas ke ketua RT setempat," ujarnya.
 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020