Petenis Austria juara US Open Dominic Thiem menetapkan target kariernya untuk memenangkan French Open dan bertekad menurunkan tahta raja tenis lapangan tanah liat "King of Clay" Rafael Nadal.
Dominasi Nadal di lapangan tanah liat di Paris tidak tertandingi. Petenis Spanyol itu meraih trofi French Open ke-13 tahun lalu untuk menyamai 20 gelar juara tunggal putra Grand Slam milik Roger Federer.
Dua dari 13 kemenangan Nadal di lapangan terjadi saat melawan Thiem, yang memenangkan gelar Grand Slam perdananya di Flushing Meadwos tahun lalu.
"Bagi saya, sejauh ini, itu adalah turnamen dengan hasil terbaik di masa lalu... jadi setelah saya memenangkan gelar Grand Slam pertama, French Open sekarang adalah tujuan terbesar dan sesuatu yang sangat ingin saya capai," kata Thiem dikutip dari Reuters, Selasa.
"Saya suka menetapkan lebih banyak target jangka pendek, tetapi memenangkan French Open adalah hal yang sangat besar... itu sebenarnya tujuan karier. Itu juga tujuan terbesar saya untuk tahun ini," lanjut dia.
Thiem mengaku dapat bermain lebih baik dari Nadal di French Open akan menjadi tantangan besar.
"Saya pikir tahun lalu dia (Nadal) sudah berusia 34 tahun dan dia mungkin telah memainkan salah satu turnamen terbaik yang pernah ada, jadi dia pastinya orang yang harus dikalahkan," kata petenis berusia 27 tahun yang telah masuk nominasi Laureus World Breakthrough of the Year Award tahun 2020 itu.
"Ini akan menjadi salah satu tantangan terbesar dalam olahraga untuk mengalahkan pria ini di lapangan tengah, jadi itu sebabnya saya sangat ingin melakukannya mumpung dia masih aktif."
Di luar tenis, Thiem mengaku sebagai penggemar berat tim Liga Utama Inggris Chelsea dan "sangat kecewa" ketika Frank Lampard dipecat sebagai manajer pada Januari.
"Saya punya, mungkin sekitar, 50 jersey dengan namanya, jadi saya sangat senang ketika dia (Lampard) mendapatkan jabatan manajer," kata Thiem.
Dia pun berharap Lampard akan kembali ke Stamford Bridge suatu hari nanti.
"Itu adalah hubungan yang hebat dan ajaib antara dia dan klub, jadi jelas saya sangat sedih ketika dia pergi," ujar Thiem.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
Dominasi Nadal di lapangan tanah liat di Paris tidak tertandingi. Petenis Spanyol itu meraih trofi French Open ke-13 tahun lalu untuk menyamai 20 gelar juara tunggal putra Grand Slam milik Roger Federer.
Dua dari 13 kemenangan Nadal di lapangan terjadi saat melawan Thiem, yang memenangkan gelar Grand Slam perdananya di Flushing Meadwos tahun lalu.
"Bagi saya, sejauh ini, itu adalah turnamen dengan hasil terbaik di masa lalu... jadi setelah saya memenangkan gelar Grand Slam pertama, French Open sekarang adalah tujuan terbesar dan sesuatu yang sangat ingin saya capai," kata Thiem dikutip dari Reuters, Selasa.
"Saya suka menetapkan lebih banyak target jangka pendek, tetapi memenangkan French Open adalah hal yang sangat besar... itu sebenarnya tujuan karier. Itu juga tujuan terbesar saya untuk tahun ini," lanjut dia.
Thiem mengaku dapat bermain lebih baik dari Nadal di French Open akan menjadi tantangan besar.
"Saya pikir tahun lalu dia (Nadal) sudah berusia 34 tahun dan dia mungkin telah memainkan salah satu turnamen terbaik yang pernah ada, jadi dia pastinya orang yang harus dikalahkan," kata petenis berusia 27 tahun yang telah masuk nominasi Laureus World Breakthrough of the Year Award tahun 2020 itu.
"Ini akan menjadi salah satu tantangan terbesar dalam olahraga untuk mengalahkan pria ini di lapangan tengah, jadi itu sebabnya saya sangat ingin melakukannya mumpung dia masih aktif."
Di luar tenis, Thiem mengaku sebagai penggemar berat tim Liga Utama Inggris Chelsea dan "sangat kecewa" ketika Frank Lampard dipecat sebagai manajer pada Januari.
"Saya punya, mungkin sekitar, 50 jersey dengan namanya, jadi saya sangat senang ketika dia (Lampard) mendapatkan jabatan manajer," kata Thiem.
Dia pun berharap Lampard akan kembali ke Stamford Bridge suatu hari nanti.
"Itu adalah hubungan yang hebat dan ajaib antara dia dan klub, jadi jelas saya sangat sedih ketika dia pergi," ujar Thiem.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021