Umat kristiani baik Protestan maupun Katholik di Kota Ambon dalam ibadah Minggu (28/11) mendoakan oknum pembuat dan pengedar pesan singkat (SMS) provokatif yang meresahkan masyarakat dua pekan terakhir ini. Pendeta dan Pastor mendoakan agar oknum pembuat maupun pengedar SMS yang dinilai bisa memicu konflik horizontal seperti pada 1999-2001 agar menyadari perbuatannya dapat menyengsarakan masyarakat di Kota Ambon dan Maluku secara luas. Pelaksanaan doa itu menindaklanjuti imbauan Gubernur Karel Albert Ralahalu yang menyerukan semua komponen bangsa memerangi oknum yang nyata-nyata tidak menginginkan stabilitas keamanan dan kehidupan damai di daerah ini. Isi SMS provokatif itu antara lain menakut-nakuti warga dengan isu bakal adanya konflik baru dengan sasaran di Pasar Mardika pada 26 November 2010 dan tindakan warga Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau yang mayoritas muslim memblokir jalan. Isu lainnya menyatakan warga Desa Passo, Kecamatan Baguala (mayoritas kristiani) menyimpan amunisi dan warga Kariuw, Pulau Haruku, Maluku Tengah (mayoritas kristiani) hendak diserang warga desa tetangga yang mayoritas muslim. Dalam doa bersama, umat kristiani juga meminta agar Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan petunjuk agar aparat keamanan tetap sigap mengantisipasi berbagai hal buruk yang mungkin terjadi dan secara intensif melacak untuk menangkap oknum pembuat maupun pengedar SMS provokatif serta memrosesnya sesuai hukum ang berlaku. Kepada seluruh umat kristiani juga diingatkan untuk selalu menjalin hubungan yang harmonis dengan umat agama lainnya sebagai orang basudara. Sebelumnya, para pemimpin agama di Maluku membuat pertemuan dan mengeluarkan pernyataan bersama agar seluruh warga masyarakat saling membangun kebersamaan dan persaudaraan dalam budaya pela dan gandong, sehingga tidak mudah dipengaruhi isu-isu menyesatkan yang disebarkan pihak-pihak tidak bertanggungjawab. Gubernur Ralahalu pun mengibau seluruh bupati dan wali kota se Maluku untuk memerangi oknum pembuat dan pengedar isu provokatif yang ingin mengadu domba warga masyarakat dengan tujuan meimbulkan konflik sosial baru di provinsi ini. Polda Maluku dan Kodam XVI/Pattimura pun siap bahu-membahu bersama masyarakat untuk memerangi segala bentuk teror yang meresahkan dan bisa menimbulkan penderitaan berkepanjangan bagi seluruh warga Maluku.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010