Dirut PT PLN Dahlan Iskan mengisyaratkan perlunya pengembangan potensi listrik Wai Isal di Pulau Seram, Maluku, yang mampu menghasilkan energi 60 Mega Watt (MW).
"Kami siap mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Wai Isal sekiranya sudah ada ijin dari Bupati Maluku Tengah, Abdullah Tuasikal, karena strategis dalam menjamin ketersediaan energi listrik untuk pengelolaan potensi sumber daya alam (SDA) di pulau Seram," katanya ketika dikonfirmasi ANTARA, di Ambon, Minggu.
Dahlan yang berada di Ambon dalam rangka pencanangan pemboran sumur eksplorasi pembangkit listrik panas bumi( PLTP) Suli, Kecamatan Salahutu (Maluku Tengah), mengatakan, bila dikembangkan PLTA Wai Isal, maka untuk tahap pertama pembangkit ini bisa memiliki kapasitas 2 x 10 MW atau 2 x 20 MW.
"Kita perlu survei ulang untuk memastikan kelayakan kapasitas airnya dan pengaruh dampak lingkungan sehubungan pemanasan global maupun perambahan hutan," ujarnya.
Dahlan memastikan PT PLN (Persero) saat ini perlu melakukan diversifikasi energi listrik dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam sesuai karakteristik daerah, sehingga biaya relatif mahal untuk operasional Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) bisa efisiensi.
Pemboran sumur panas bumi Suli dijadwalkan selesai awal 2011. Pada Maret 2011 kegiatan eksploitasi dijadwalkan sudah dimulai dan dilanjutkan tahap pembangunan konstruksi akhir 2011.
PLTP Tulehu yang akan beroperasi awal 2014 mempunyai kapasitas 2x10 Mega Watt (MW). "Itu merupakan kapasitas awal. Tergantung dari hasil eksplorasinya nanti, namun potensi panas buminya diperkirakan mencapai 40 MW," ujar Dahlan.
PLN (Persero) sebelumnya melakukan terobosan awal di Maluku yakni dengan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon yang berkapasitas 30 MW dengan target pada 2012 bisa beroperasi.
"Jadi bila terobosan tersebut telah beroperasi, maka energi listrik yang mampu menyuplai kebutuhan industri berskala besar, baik di pulau Ambon, Kepulauan Lease hingga pulau Seram terjamin," kata Dahlan.
General Manager PT PLN (Persero) Maluku dan Maluku Utara, Nyoman Astawa, mengatakan, saat penerbangan dari Ternate, ibu kota provinsi Maluku Utara ke bandara internasional Pattimura Ambon sebenarnya Dirut berkeinginan untuk memantau alur sungai Wai Isal.
"Pasti PLTA Wai Isal masuk program pengembangan energi listrik baru di Maluku, terutama pulau Seram yang bila dibangun mampu menjamin kebutuhan industri berskala besar di sana," ujarnya.
Bupati Maluku Tengah, Abdullah Tuasikal, mengatakan, siap memberikan kemudahan pengurusan rekomendasi, mendukung pembangunan sarana dan prasarana maupun kemudahan lainnya sekiranya ada pengusaha yang tertarik menanamkan modalnya di sektor tersebut.
"Silahkan mengajukan rekomendasi dan Pemkab Maluku Tengah siap memfasilitasi karena kehadiran investor untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Wai Isal merupakan perjuangan belasan tahun terakhir ini untuk mendorong percepatan pengelolaan potensi sumber daya alam (sda) di pulau Seram," ujarnya.
Tuasikal menilai, pengembangan PLTA Wai Isal juga menjawab kebutuhan energi listrik untuk perusahaan berskala besar dan mengatasi krisis listrik karena selama ini mengandalkan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) berusia di atas 20-an tahun.
"Krisis listrik mengakibatkan PLN Cabang Masohi ( Maluku Tengah) menempuh kebijakan pemadaman bergilir sehingga merupakan hambatan bagi pengembangan industri berskala besar karena untuk belajar para siswa di malam hari saja sudah bermasalah," kata Bupati.
Dia mengakui saat kegiatan "Maluku and Maluku Utara Investment Day" di Jakarta pada 12 - 13 April 2010, dirinya sempat didatangi seorang pengusaha nasional yang berminat mengelola potensi energi lsitrik Wai Isal.
"Saya sudah memberi jaminan, silakan ke Masohi untuk pengurusannya. Tapi hingga saat ini pengusaha tersebut belum melaksanakan minatnya itu," ujar Bupati Tuasikal.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010