Jakarta (ANTARA) - Penyakit infeksi COVID-19 menular lewat lendir hidung dan mulut ataupun lewat dahak serta aerosol yang keluar saat seseorang bersin, batuk atau berbicara. Penularan COVID-19 dapat terjadi jika berada dalam jarak dekat atau dalam suatu kumpulan orang, bahkan di dalam ruangan yang tertutup dan sirkulasi udara berputar terus dalam ruangan tersebut, tanpa saringan udara atau filter.
Untuk mencegah penularan COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2, penggunaan masker pada wajah adalah hal yang krusial dan harus dilakukan.
Masker wajah sangat penting dalam mencegah diri menularkan penyakit di kala terinfeksi, di mana penularannya lewat lendir dalam hidung di saat bersin atau lendir dalam mulut saat batuk dan berbicara. Pemakaian masker juga akan melindungi diri dari penularan COVID-19 apabila orang lain yang terinfeksi atau sakit bersin, batuk atau berbicara.
Untuk mengoptimalkan pencegahan penularan COVID-19, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu (PDIB) dr James Allan Rarung mengatakan penting untuk memilih dan menggunakan masker yang baik dan tepat agar dapat meningkatkan proteksi terhadap diri.
Masker wajah dipakai dengan menutupi hidung dan mulut sampai dagu. Sebelum memakai masker, tangan harus bersih atau terlebih dahulu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir minimal 20 detik atau bila tidak ada, maka dapat menggunakan penyanitasi tangan (hand sanitizer) atau minimal alkohol 70 persen.
Lalu pasang masker dengan cara memegang talinya yang di samping dan mengaitkan ke telinga atau belakang kepala, lalu pakailah masker sampai menutupi mulut, hidung dan dagu, serta pastikan tidak ada celah di antara kulit wajah dan masker. Saat menggunakan masker bedah, bagian yang lebih berwarna terletak di luar dan yang putih atau kurang berwarna menghadap ke dalam.
Hindari menyentuh masker saat digunakan. Apabila tidak sengaja tersentuh, segera mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau minimal menggunakan cairan pembersih tangan. Ganti masker yang basah atau lembab dengan masker baru atau apabila sudah memakainya kurang lebih 5-6 jam.
Masker medis hanya boleh digunakan satu kali saja. Masker kain dapat digunakan berulang kali, akan tetapi dicuci terlebih dahulu dan dijemur di bawah sinar matahari sampai kering.
Untuk membuka masker, harus lepaskan dari belakang. Jangan menyentuh bagian depan masker. Masker satu kali pakai harus dibuang segera di tempat sampah tertutup atau kantong plastik. Untuk masker kain, segera cuci dengan sabun cuci.
Baca juga: Tips kesehatan, mengenal jenis hepatitis dan penanggulangannya
Masker ganda
Menghadapi lonjakan kasus COVID-19 yang tinggi sekarang ini, penting menggunakan masker ganda. Saat ini, tingkat infeksi semakin tinggi dan daya tahan virus corona penyebab COVID-19 makin lama lewat udara atau aerosol serta sifat virus yang bermutasi makin ganas, maka dianjurkan untuk memakai masker dua lapis.
Adapun lapisan pertama adalah masker bedah dan lapisan paling luar adalah masker kain.
James menuturkan jika menggunakan masker N95, maka cukup satu lapis saja, karena daya pelindungnya sudah sekitar 95 persen. Apabila hanya menggunakan masker medis saja, maka daya blokir dari partikel aerosol atau percikan lendir sekitar 56,1 persen saat dilakukan percobaan batuk. Sedangkan masker kain hanya memblok sekitar 51,4 persen.
Namun, jika mengombinasikan masker medis dan kain menjadi masker ganda atau "double masking", maka bisa memblok hingga 85,4 persen partikel udara terkontaminasi tersebut.
Oleh karena itu, di tengah pandemi COVID-19 saat ini di mana terjadi lonjakan kasus terinfeksi dan kematian, maka mulailah membiasakan diri menggunakan masker ganda yakni masker medis dan masker kain atau memakai masker N95. Masyarakat diimbau untuk senantiasa mengingatkan satu sama lain dalam memilih dan menggunakan masker dengan benar.
Selain memberikan contoh yang baik, juga sekaligus melakukan sosialisasi untuk disiplin menggunakan masker dengan tepat kepada orang lain.
Baca juga: Tips kesehatan, cara periksa oximeter asli atau palsu
Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan saat ini varian Delta, yang merupakan varian mengkhawatirkan, sedang melanda di Indonesia. Varian tersebut menular dengan cepat dan mampu beradaptasi dengan antibodi, baik yang dihasilkan diri sendiri secara alami karena terinfeksi COVID-19 maupun yang diciptakan dari vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh.
Dengan semakin mengkhawatirkannya varian tersebut dan masalah kasus kesakitan dan kematian akibat COVID-19 yang tinggi, maka penting untuk meningkatkan perlindungan diri. Masyarakat seharusnya menggunakan dua masker, yakni masker bedah di dalam dan masker kain di luar.
Di tengah pandemi COVID-19, memakai masker harus menjadi gaya hidup untuk melindungi diri dan orang lain dari penularan COVID-19. Yunis juga mengingatkan masyarakat untuk rutin mengganti masker karena idealnya masker digunakan selama empat jam.
Pemakaian masker dengan benar harus dibarengi dengan tindakan protokol kesehatan lain seperti menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas. Semua itu dilakukan secara ketat dan disiplin guna mengoptimalkan upaya pencegahan COVID-19 agar tidak banyak lagi yang terinfeksi COVID-19.
Masyarakat juga harus bijak bertindak dan patuh terhadap kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 karena kondisi penularan yang tinggi saat ini. Masyarakat juga senantiasa mendukung upaya mengendalikan kasus COVID-19 dan mencegah penularan dan penyebaran COVID-19.
Sikap patuh dan disiplin akan membawa kebaikan bagi setiap orang karena pandemi COVID-19 hanya bisa diatasi jika bersama-sama bersinergi dan bergerak serta saling mendukung satu sama lain. Pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat Indonesia sejatinya terus berupaya dan berkolaborasi bersama melakukan setiap bagian dan peran penting dalam mengatasi masalah pandemi COVID-19.
Dengan semakin banyak yang tahu dan paham menggunakan masker dengan baik dan tepat, juga dikombinasikan dengan semakin banyak yang divaksinasi dan budaya protokol kesehatan terus dilestarikan, maka niscaya pandemi COVID-19 ini akan cepat berlalu.
Baca juga: Saatnya lindungi anak dari COVID-19 lewat vaksinasi