Ambon (ANTARA) - Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Provinsi Maluku mendesak pemerintah pusat untuk segera merealisasi pembangunan Blok Masela di Maluku.
"Sejak pemerintah pusat menetapkan pengolahan Blok Masela dengan skema on-shore atau pembangunan kilang darat, ini sudah menjadi penyebab utama molornya pembangunan," ujar Ketua Hipmi Maluku Azis Tunny dalam keterangan tertulis yang diterima di Ambon, Selasa.
Hal itu disampaikannya saat BPP HIPMI melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta.
“Akhirnya INPEX selaku operator Blok Masela menghitung ulang rencana investasi mereka, dan melakukan revisi pada planing of development (perencanaan pembangunan) mereka karena terjadi pembengkakan nilai investasi mencapai 4,5 miliar dolar AS atau setara dengan Rp67,5 triliun,” kata dia lagi.
Baca juga: Hipmi Malut gandeng Polda kembangkan UMKM
Ia mengatakan kondisi tersebut semakin rumit, setelah Shell sebagai salah satu pemegang saham kemudian memutuskan hengkang dari proyek Blok Masela.
Hal itu lantaran global portofolio Blok Masela dinilai sudah tidak lagi menguntungkan mereka, dibandingkan investasi perusahaan milik Belanda ini di negara lain.
“Karena Shell keluar, maka pemerintah harus menyelesaikan hak partisipasi milik Shell sebanyak 35 persen di proyek LNG Blok Masela. Kami minta agar pemerintah dapat mempercepat proses divestasi ini, mengingat proyek ini kalau berjalan akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Maluku,” kata dia menjelaskan.
Padahal, menurutnya pula, potensi sumber daya alam terutama gas di Maluku sangatlah besar.
Baca juga: HIPMI Maluku buka komunikasi Business Matching dengan IIPC Singapura, terobosan strategis
Data Dewan Energi Nasional (DEN) menyebutkan, Indonesia memiliki cadangan gas terbukti mencapai 43,6 triliun kaki kubik (CTF) yang dapat menopang kebutuhan domestik selama 20 tahun ke depan.
Dia menyebutkan, lapangan abadi Blok Masela di Provinsi Maluku memiliki cadangan terbukti yang mencapai 18,5 triliun kaki kubik, dan 225 juta barel kondensat.
Ia melanjutkan dengan potensi sebesar itu, maka cadangan gas Blok Masela mencapai 42 persen dari potensi cadangan nasional. Ini belum termasuk temuan sumber gas baru di Blok Seram non Bula, dimana hasil penelitian menyebutkan cadangan gas di blok ini dapat mengalirkan gas sebesar 15,02 juta kaki kubik per harinya.
“Kami berharap Blok Masela mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat. Kehadirannya akan memberikan dampak yang luas bagi Maluku, di antaranya membuka lapangan kerja, mengurangi pengangguran, menumbuhkan ekonomi daerah, menciptakan usaha kecil baru yang menopang sendi-sendi perekonomian daerah, termasuk mendukung pengembangan industri nasional,” katanya pula.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Hipmi Maluku mendorong percepatan realisasi Blok Masela