Ambon (ANTARA) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Maluku menggagas Business Matching dengan investor Singapura saat ada kunjungan ke Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) di Singapura.
Ketua HIPMI Maluku, Azis Tunny di Ambon, Minggu, mengatakan, pintu masuk investasi di Indonesia adalah Singapura. Banyak sekali investor di negara ini, bahkan nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia yang tertinggi berasal dari Singapura.
"Tidak perlu kita jauh-jauh ke Eropa atau Amerika untuk mencari investor, Singapura yang sangat dekat dari Indonesia, banyak investornya yang berinvestasi di Indonesia. Bahkan dibanding negara-negara lain, nilai investasi dari Singapura yang paling terbesar sepanjang 2021," ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian Investasi RI/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), nilai investasi Singapura di Indonesia mencapai 9,39 miliar dolar AS atau setara dengan Rp135,15 triliun.
"Tadi saya sudah bicara dengan Direktur IIPC Singapura, Muhammad Faizal, agar ke depan Maluku akan melakukan business matching dengan investor Singapura, berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Maluku, BUMD, dan para pengusaha di daerah," katanya.
Pertemuan business matching ini, menurut Azis, dapat dilakukan secara langsung, maupun secara virtual.
“Untuk langkah awal, mungkin kita lakukan secara webinar, dan bila ada minat dari investor Singapura, baru kemudian dilakukan secara langsung, termasuk mengundang investor Singapura melakukan on the spot di Maluku," ujarnya.
Menurutnya, IIPC Singapura dapat menjadi jembatan penghubung investasi Singapura ke Indonesia, termasuk Maluku.
Peran IIPC Singapura, kata dia, selain proaktif melakukan kampanye pemasaran investasi dan memberikan informasi investasi, juga memfasilitasi misi investasi dari Singapura ke Indonesia, sekaligus mendorong realisasi investasi.
Ia menambahkan, sejumlah kluster sumberdaya potensial yang dimiliki Maluku dan menarik minat investasi ke daerah yakni sektor perikanan, pertanian, pertambangan, dan pariwisata. Keempat kluster usaha ini juga menjadi fokus Pemerintah Provinsi Maluku saat ini.
"Hasil kunjungan ini akan saya laporkan juga ke Gubernur Bapak Murad Ismail, termasuk ke dinas teknis terkait. Ini bisa menjadi opportunity untuk kita datangkan investor ke Maluku," tutur Azis.
Dia mengatakan, meskipun juga terdampak pandemi global Covid-19, namun peningkatan konsumsi domestik di Maluku berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi Maluku tumbuh secara positif di angka mencapai 5,33 persen.
"Hal ini menjadi sinyal positif bahwa perekonomian di Maluku telah berangsur pulih. Dengan adanya upaya meningkatkan performa pemerintah dalam pelayanan investasi, saya memastikan iklim berinvestasi dan berusaha di Maluku akan semakin kondusif,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia, segala peluang investasi yang dapat membawa dampak positif bagi tumbuhnya ekonomi di daerah mesti di dorong.
"Peran dan partisipasi ini juga harus lakukan sektor swasta, yang berkolaborasi dengan pemerintah untuk menarik sebanyak-banyaknya investor ke Maluku. Ini sudah menjadi komitmen kami di HIPMI untuk membantu pemerintah," kata Azis.