Ambon (ANTARA) - Bank Sampah Induk (BSI) Bumi Lestari Maluku bersama Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (PSPL) Sorong memberikan edukasi kepada nelayan terkait dengan nilai sampah.
Edukasi ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan program rutin tahunan Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Gerakan Bulan Cinta Laut (BCL) untuk menciptakan ekonomi biru.
“Bulan Cinta Laut merupakan langkah konkret Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam upaya untuk mengedukasi kesadaran nelayan dan masyarakat, serta mengampanyekan pentingnya menjaga laut agar tetap bersih sehingga ekosistem laut menjadi sehat,” kata Direktur BSI Bumi Lestari Maluku Listiyah Tuharea di Ambon, Jumat.
Program ini mencakup penanganan sampah plastik di laut melalui Gerakan Partisipasi Nelayan atau Bulan Cinta Laut dengan target laut Indonesia bebas sampah plastik pada 2040.
Di Ambon, program BCL dilakukan sejak 2023 dengan target tiga desa, yaitu Poka, Hative Besar, dan Laha.
Pada 2024, program BCL dilakukan di Desa Poka, Waiheru, dan Hative Besar dengan BSI Bumi Lestari Maluki sebagai mitra untuk mendukung kegiatan BCL.
“Ini adalah kesempatan baik untuk bisa berbagi ilmu terkait penanganan dan pengolahan sampah dalam menjaga lautan sebagai salah satu sumber kehidupan warga di Maluku,” ujarnya.
Ia berharap, melalui gerakan ini, para nelayan bisa memahami nilai-nilai sampah jika dipilah dan diolah serta dimanfaatkan untuk sarana hidup yang lebih berkualitas.
Dari kegiatan ini, 75 nelayan teredukasi pada 2023 dan pada 2024 sebanyak 80 nelayan teredukasi.
Pada kegiatan BCL kali ini, BSI Bumi Lestari Maluku memberikan pelatihan pengolahan minyak jelantah dan pengolahan sampah organik untuk pembuatan ‘eco enzym’ dan ‘eco soap’.
Hal ini bertujuan memberikan solusi terkait dengan pencegahan pencemaran limbah yang selama ini menjadi permasalahan nelayan dalam budi daya ikan.
Selain itu, dilakukan aksi mengumpulkan sampah yang mencapai 3.045,8 kilogram terdiri atas sampah plastik 1.878,4 kilogram dan sampah nonplastik 1.167,4 kilogram.