Ambon (Antara Maluku) - Gubernur Maluku Said Assagaff menegaskan tidak ada kegiatan seminar yang akan diselenggarakan organisasi sempalan Republik Maluku Selatan (RMS) pada awal Agustus 2014, sebagaimana diberitakan media online maupun salah satu media cetak lokal.
"Itu tidak ada. Bagaimana organisasi sempalan melaksanakan kegiatan di negara kedaulatan Republik Indonesia (RI)," katanya, dikonfirmasi, Rabu.
Gubernur juga mengingatkan masyarakat di Maluku agar tidak terprovokasi rencana seminar yang mengatasnamakan diri pemerintah RMS di Belanda.
"Maluku sebagai bagian dari kedaulatan NKRI tidak mungkin diintervensi untuk mengizinkan organisasi sempalan RMS melakukan seminar," tandasnya.
Ia juga menyatakan aparat keamanan intensif melakukan pemantauan terhadap kemungkinan ada pergerakan dari organisasi sempalan di Ambon.
"Itu hanya omong kosong dan tidak ada kegiatan seminar dilakukan organisasi sempalan RMS di sini (Maluku)," kata Gubernur.
Sayangnya, tiga Rektor yang dikabarkan telah dijalin kerjasama untuk melaksanakan seminar tersebut belum bisa dikonfirmasi karena saat dihubungi telpon genggam mereka tidak aktif.
Mereka adalah Rektor Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Prof. Dr. Thomas Pentury, M.Si, Rektor Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) Ambon, DR. C. A. Alyona dan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, DR. Hasbollah Toisuta, M.Ag.
Sebelumnya, media online dan salah satu media cetak lokal memberitakan bahwa pemerintah RMS dalam waktu dekat bakal menggelar seminar bertema "Beta Maluku Mau Maju" dengan sub tema "Pertemuan Orang Basaudara" di Kota Ambon, sebagaimana rilis dari Task-Force Maluku Indonesia Diaspora Network Belanda (IDN NL), yang di Ketuai Sam Pormes dan Thomas Sikteubun.