Ternate (ANTARA) - Puluhan jurnalis tergabung dalam solidaritas jurnalis di Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), Selasa, menggelar aksi di depan Kantor Wali Kota, Selasa, mendesak Wali Kota M. Tauhid Soleman untuk mencopot Kasaatpol PP Fhandi Mahmud.
"Tuntutan kami sangat beralasan, karena Kasatpol PP Fhandi gagal mengawasi anggotanya dan melakukan tindakan kekerasan terhadap wartawan saat meliput aksi unjuk rasa di depan Kantor Wali Kota Ternate," kata salah seorang perwakilan Jurnalis Ternate, Magfirah saat menggelar aksi di Kantor Wali Kota Ternate, Selasa.
Menurut dia, setiap ada aksi mahasiswa, selalu ada kekerasan dari oknum Satpol PP.
Sehingga, ini merupakan kelalaian Kasatpol PP yang harus dievaluasi pimpinan.
Sedangkan, Fariz Bobero, perwakilan jurnalis lainnya, juga meminta Pemkot lebih serius melindungi pekerja pers.
"Kekerasan terhadap jurnalis di Maluku Utara semakin meningkat. Jangan sampai ini terus berulang," ujarnya.
Sementara itu, Kasatpol PP Kota Ternate Fhandi menegaskan tidak akan melindungi anggotanya yang bersalah dan siap berkoordinasi dengan BKPSDM untuk menindak tegas pelaku.
"Saya meminta maaf secara pribadi dan institusi kepada para korban. Kami mendukung proses hukum agar ini menjadi pelajaran bagi seluruh anggota," tutupnya.
Kasatpol PP Kota Ternate, Fhandi Mahmud, mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan anggotanya terhadap dua jurnalis menjadi korban pemukulan yakni Julfikram Suhadi (Jurnalis Tribun Ternate) dan Fitriyanti (Jurnalis Halmaheraraya.id).
"Saya mengutuk keras aksi ini. Anggota Satpol PP seharusnya menjalankan tugas sesuai SOP, bukan bertindak seperti preman," katanya.
Fhandi menjelaskan bahwa dari dua kejadian kekerasan terhadap jurnalis, pihaknya hanya mengetahui pelaku pada kejadian kedua setelah melihat rekaman video.
"Anggota tersebut jelas melanggar SOP. Jika dia pegawai tidak tetap, saya akan pecat langsung. Namun, setelah ditelusuri, ia adalah PNS sehingga prosesnya harus dikoordinasikan dengan BKPSDM," jelasnya.
Dalam aksi puluhan jurnalis itu, Pemkot Ternate Ternate secara resmi menyampaikan permintaan maaf atas insiden pemukulan terhadap dua wartawan yang terjadi saat peliputan aksi unjuk rasa Indonesia Gelap di depan Kantor Wali Kota Ternate, Senin (24/02/2025).
Sekretaris Kota (Sekkot) Ternate Rizal Marsaoly, menegaskan Pemkot menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada Polres Ternate dan akan menindak secara internal terhadap oknum Satpol PP yang telah melakukan kekerasan kepada dua jurnalis Julfikram Suhadi (Jurnalis Tribun Ternate) dan Fitriyanti (Jurnalis Halmaheraraya.id) saat meliput aksi unjuk rasa di depan Kantor Wali Kota Ternate.
"Kami meminta maaf atas kejadian ini dan mendukung langkah kepolisian untuk memproses oknum anggota Satpol PP yang terlibat," ujarnya.