Ternate (ANTARA) - Gubernur Maluku Utara (Malut) Sherly Tjoanda memastikan pembangunan Jalan Trans Halmahera yang menghubungkan Kota Sofifi, Kota Tidore Kepulauan (Tikep), Halmahera Timur (Haltim) dan Halmahera Tengah (Halteng) mulai dikerjakan tahun 2025 ini.
"Memang, kami telah berbagi porsi pembangunan jalan untuk menghubungkan Halteng dan Haltim ke Sofifi, untuk tanggung jawab Provinsi Malut mulai membuka ruas dengan penganggaran pada APBD Perubahan tahun ini," kata Gubernur Malut Sherly Tjoanda Laos, di Ternate, Rabu.
Menurutnya, komunikasi antarpemerintah daerah sudah terjalin untuk pembagian porsi pembangunan, baik Pemkab Haltim maupun Halteng.
Sherly menjelaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Malut telah menyusun feasibility study atau analisis kelayakan proyek tersebut dalam APBD Induk 2025. Tahap awal berupa pembukaan ruas jalan hingga penyiapan material pasir dan batu (sirtu) dimulai melalui APBD Perubahan tahun ini. Sementara pengaspalan akan diintervensi oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Selain itu, untuk total anggarannya sekitar Rp1 triliun, sehingga Pemprov Malut butuh intervensi Kementerian PU untuk pengaspalannya.
Dirinya menegaskan, pembangunan Jalan Trans Halmahera mendesak untuk memudahkan akses masyarakat, khususnya dari Sofifi menuju Desa Ekor, Buli (Haltim), hingga Desa Kobe (Halteng).
Oleh karena itu, dengan adanya akses baru ini, perjalanan dari Haltim maupun Halteng ke Sofifi bisa ditempuh hanya dalam waktu sekitar satu jam.
"Semua orang bertanya, bagaimana ibu kota Sofifi bisa ramai. Ini susah karena penduduknya hanya 50 ribu orang. Kalau akses jalan ke Sofifi lancar, maka penduduk Halteng, termasuk 90 ribu pekerja PT IWIP, maupun warga Haltim, bisa lalu-lalang ke Sofifi," katanya lagi.
Untuk itu, Sherly menyebut peningkatan aksesibilitas ini akan dibarengi dengan pembangunan infrastruktur di ibu kota provinsi, seperti rumah sakit tipe A dan B, sekolah unggulan, pelabuhan besar, hingga pusat perbelanjaan.
"Kalau infrastruktur ini ada, Sofifi bisa berkembang layaknya ibu kota provinsi di daerah lain. Kabupaten lain juga kita dekatkan jarak tempuhnya agar warganya bisa ke Sofifi mengisi waktu di akhir pekan," ujarnya pula.
Selain itu, sejumlah perguruan tinggi juga berencana membuka kelas di Sofifi, seperti Universitas Khairun dan Politeknik Kesehatan (Poltekkes).
"Prinsipnya, kota itu ramai kalau ada manusianya. Karena itu, kita dekatkan wilayah yang padat penduduk ke Sofifi secara paralel, lalu bangun infrastruktur pelayanan dasar agar Sofifi layak sebagai ibu kota provinsi," ujarnya pula.
