Jakarta (ANTARA) - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menekankan pentingnya peningkatan kapasitas dari Manggala Agni sebagai garda terdepan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Indonesia.
“Sebagai ujung tombak pengendalian karhutla, peran Menggala Agni sangat vital. Peningkatan kapasitas ini bukan sekadar pelatihan, melainkan investasi nyata bagi perlindungan hutan, masyarakat, dan lingkungan secara keseluruhan,” ujar Menhut Raja Antoni dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Adapun peningkatan kapasitas ini dilakukan melalui Pelatihan Satuan Manggala Agni Reaksi Taktis Plus (SMART+) 2025.
Pelatihan yang berpusat di Balai Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (P2SDM) Wilayah III Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini merupakan kolaborasi antara Pusat Pendidikan dan Latihan Sumber Daya Manusia (Diklat SDM), Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM dan Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan, Ditjen Penegakan Hukum Kementerian Kehutanan.
Dalam pelatihan ini, Manggala Agni diharapkan dapat menguatkan teknik pemadaman, patroli antikarhutla, manajemen operasi taktis.
Selain itu, dapat meningkatkan pengetahuan dalam penggunaan teknologi untuk mendeteksi hotspot, koordinasi via intelijen darat dan udara hingga Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).
“Jadilah ujung tombak yang tangguh dalam upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Semoga kerja keras kita membawa hasil yang maksimal dan memberikan kontribusi nyata bagi kelestarian hutan Indonesia,” kata Menhut.
Di sisi lain, Menhut menyampaikan, sepanjang periode Januari hingga pekan pertama September 2025, tercatat 2.076 kejadian karhutla di seluruh Indonesia telah ditangani oleh Manggala Agni dan pihak terkait lainnya.
Pada Januari sampai dengan 31 Agustus 2025, luas karhutla mencapai 213.984,51 hektare (24.211,69 ha lahan gambut dan 189.772,51 ha lahan mineral, dengan provinsi terdampak teratas yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT), Sumatra Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Barat, dan Riau.
Raja Antoni pun memastikan kebakaran hutan di Riau dan Kalimantan Barat telah berhasil dikendalikan dan memasuki status transisi, menyusul kerja sama strategis dari Manggala Agni, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), TNI dan Polri.
“Kebakaran di Riau dan Kalimantan Barat dapat dikendalikan sehingga saat ini sudah memasuki status transisi, namun demikian, kewaspadaan perlu terus ditingkatkan,” kata Menhut.
“Penanganan karhutla dibantu oleh sinergi sektor daratan, udara, serta modifikasi cuaca. Ketahanan kita sebagai bangsa terlihat dari kolaborasi nyata antar instansi, dan semangat personel yang luar biasa,” imbuhnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menhut tekankan pentingnya peningkatan kapasitas Manggala Agni
