Ternate (ANTARA) - Gubernur Maluku Utara (Malut) Sherly Tjoanda merelokasi sekitar 50 rumah warga pesisir di Desa Sidangoli Dehe, Halmahera Barat, karena pemukiman terapung di wilayah tersebut semakin tidak layak akibat gelombang tinggi dan air laut masuk ke pemukiman.
"Kita tidak sekadar memindahkan orang, tapi memindahkan harapan agar tumbuh di tempat yang lebih kokoh," kata Sherly saat menemui warga Desa Sidangoli Dehe, Halmahera Barat (Halbar), Selasa.
Gubernur Sherly meminta Pemkab Halbar agar tata ruang desa tetap mencerminkan karakter masyarakat nelayan.
"Nanti dibuat jetty tidak jauh dari rumah agar nelayan bisa memantau langsung kapalnya," ujarnya.
Gubernur menegaskan relokasi ini bertujuan meningkatkan keselamatan dan kualitas hidup warga.
Relokasi disepakati bersama antara Guburnur Sherly Tjoanda, Bupati Halmahera Barat James Uang, dan warga desa pada hari ini.
Setiap yang direlokasi akan mendapat rumah pengganti tipe 36 di lokasi baru yang telah disiapkan.
Lahan seluas dua hektare disediakan untuk mendukung program ini. Satu hektare digunakan untuk pembangunan prasarana Kampung Nelayan Merah Putih, dan satu hektare lainnya dikavling sebagai area hunian baru.
Sementara itu, salah seorang warga Sidangoli Dehe Aminah Aba mengaku dirinya telah tinggal di kawasan itu lebih dari 20 tahun.
"Memang kawasan yang kami tempati ini sangat rawan, kalau air masuk, ya masuk saja," ujar Aminah Aba, warga Sidangoli Dehe.
Sehari sebelumnya, Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda berjanji membangun 300 meter pemecah ombak untuk melindungi pesisir Jambula Kota Ternate, menjawab tuntutan masyarakat Kampung Nelayan melakukan aksi penutupan jalan sebagai bentuk protes terhadap kondisi infrastruktur di pesisir.
Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Sherly memastikan bahwa Pemerintah Provinsi Maluku Utara telah berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk segera membangun breakwater (pemecah ombak) sepanjang 300 meter.
"Sudah pasti segera dibangun adalah 300 meter, dan anggarannya sebesar Rp20 miliar," ujar Gubernur Sherly di hadapan warga.
Pembangunan ini ditujukan untuk melindungi kawasan pesisir Jambula dari gelombang besar yang kerap merusak perahu nelayan dan mengancam pemukiman penduduk.
Selain pembangunan pemecah ombak, Gubernur juga menegaskan bahwa penggantian kapal nelayan yang rusak akibat gelombang besar akan direalisasikan pada minggu pertama hingga kedua Desember mendatang.
