Ternate, 23/1 (Antara Maluku) - Bandar Udara Kuabang Kao di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, sudah bisa dijadikan alternatif dari Bandara Sultan Babullah Ternate, jika pesawat mengalami hambatan mendarat di tempat itu.
"Landasan pacu Bandara Kuabang Kao sudah diperpanjang 2.400 meter, jadi pesawat berbadan lebar seperti yang selama ini melayani penerbangan dari dan ke Bandara Sultan Babullah Ternate sudah bisa mendarat di Bandara Kuabang Kao," kata Dinas Perhubungan Malut Burhan Mansur di Ternate, Senin.
Aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Babullah Ternate sering ditutup jika Gunung Gamalama di Ternate erupsi seperti yang terakhir terjadi pada Agustus 2016. Pesawat yang akan ke bandara itu terpaksa dialihkan ke Bandara Samratulangi Manado karena saat itu perpanjangan landasan Bandara Kuabang Kao belum selesai.
Menurut Burhan Mansur, Bandara Kuabang Kao selain bisa dimanfaatkan sebagai bandara alternatif, juga akan menjadi pintu keluar masuk Malut untuk kabupaten yang berada di daratan Pulau Halmahera, termasuk Sofifi, Ibu Kota Provinsi Malut.
Masyarakat di daratan Pulau Halmahera selama ini jika ingin keluar Malut, misalnya ke Makassar atau Jakarta harus menyeberang ke Ternate, sehingga selain harus mengeluarkan biaya yang cukup besar, juga sering mengalami hambatan jika perairan antara Halmahera dan Ternate dilanda cuaca buruk.
Sudah ada dua perusahaan penerbangan nasional, kata Burhan Mansur, yakni Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air yang menyatakan kesiapannya untuk membuka rute penerbangan langsung dari Manado dan Jakarta ke Bandara Kuabang Kao jika penambahan panjang landasan itu sudah diresmikan pengoperasiannya yang direncanakan pada April 2017.
Adanya penerbangan langsung dari Jakarta dan Manado ke Bandara Kuabang Kao juga diharapkan dapat menjadi salah satu daya tarik bagi investor untuk menanamkan modal di wilayah Halamahera, termasuk para wisatawan untuk berkunjung ke daerah itu.
Burhan Mansur mengatakan Pemprov Malut juga tengah mengupayakan pembangunan bandara di wilayah Oba, Sofifi yang nantinya akan mejadi pintu keluar masuk utama ke wilayah Malut, khususnya ke Sofifi.