Ambon, 25/7 (Antaranews Maluku) - Menkes Nila Djuwita F. Moeloek memerintahkan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku untuk segera menuntaskan kasus kerawanan pangan yang dialami warga di pedalaman hutan Pulau Seram, di gunung Morkele, Kabupaten Maluku Tengah mengakibatkan tiga warga meninggal dunia.
"Saya sudah perintahkan Kadis Kesehatan Maluku Maikyal Pontoh untuk segera mengirimkan tim kesehatan dan obat-obatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan warga pedalaman Pulau Seram yang dilaporkan mengalami kekurangan pangan tersebut," katanya dikonfirmasi di Ambon, Rabu.
Menkes yang berada di Ambon dalam rangka groundbreaking pembangunan Rumah Sakit Pusat (RSP) Kemaritiman Maluku, di Desa Rumah Tiga, kecamatan Teluk Ambon, menegaskan, masalah tersebut harus segera dituntaskan.
DIa juga telah meminta Kadis Kesehatan Maluku Meikyal Pontoh untuk mengirimkan tim kesehatan yang dilengkapi obat-obatan diperlukan menuju ke lokasi pemukiman mereka guna melakukan pemeriksaan kesehatan masyarakat suku terasing tersebut.
"Suku ini nomaden (hidup berpindah-pindah) dan tinggalnya agak jauh di pedalaman. Karena itu tim kesehatan harus segera dikerahkan untuk menangani pemeriksaan kesehatan mereka," katanya.
Menkes berharap krisis pangan yang dialami warga di Gunung Morkele, pedalaman hutan Pulau Seram mengakibakan seorang lansia dan dua balita meninggal dunia, tidak berdampak terhadap masalah kesehatan mereka.
"Saya akan memantau pergerakan dan tugas-tugas tim yang diterjunkan sehingga diketahui kondisi terkini warga suku pedalaman tersebut," katanya.
Menkes didampingi Gubernur Maluku juga menegaskan bahwa tim kesehatan tersebut akan diterjunkan ke lokasi bencana bersama dengan tim Kodam XVI/Pattimura yang dipimpin Pangdam Mayjen TNI. Suko Pranoto.
Sebelumnya Kementerian Sosial (Kemensos) juga mengerahkan tim beranggotakan tujuh orang dan tiba di Kota Ambon, Rabu pagi, dan selanjutnya ke Masohi, Ibu Kota Kabupaten Maluku Tengah, guna melanjutkan perjalanan ke lokasi krisis pangan.
Bantuan Kemensos
Tim Kemensos bersama staf Dinas Sosial Maluku dan sejumlah personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) akan menyalurkan bantuan dan mendata permasalahan yang sebenarnya terjadi di sana untuk penanganan lanjutan.
Tim terpadu dengan melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan mengungkapkan penyebab terjadinya krisis pangan yang dialami sebanyak 45 Kepala Keluarga (KK) atau 170 jiwa warga di negeri Maneo Rendah, kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah.
Bantuan yang disiapkan untuk disalurkan antara lain satu ton beras, matras sebanyak 100 lembar, selimut 180 lembar, 35 paket kid ware dan 60 paket kebutuhan lansia.
Sedangkan bantuan lainnya dari stok penyangga Dinas Sosial Kabupaten Maluku Tengah antara lain sayur lodeh dan opor ayam 90 kaleng, panci masak dan wajan masing - masing 45 buah, piring 270 buah, gelas melamin 135 buah, selimut wol dan tenda gulung masing - masing 45 lembar dan matras 90 lembar.
Lokasi tinggal warga suku terasing itu berada di Dusun Maneo yang jarak tempuhnya tiga jam dengan kendaraan dari Wahai atau delapan jam dari Masohi, Ibu Kota Maluku Tengah lalu dilanjutkan berjalan kaki delapan jam ke desa terdekat.
Sedangkan, lokasi titik kumpul terdekat ke masyarakat terasing adalah di Kali Toahaku dengan rute perjalanan dari Polsek Seram Utara, rumah singgah jalan dusun Soahari. Kali Touhaku dapat ditempuh dengan kendaraan dari Wahai selama tiga jam atau delapan dari Masohi.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol Muhammad Roem Ohoirat menyatakan, telah mengambil sikap cepat untuk menangani persoalan suku terasing di daerah pedalaman hutan Seram itu.
"Menindaklanjuti informasi tentang adanya bencana sosial pada warga suku terasing Mausu Ane, Polda segera merespon dengan mengambil langkah-langah kepolisian dan mengidentifikasikan berbagai persoalan secepatnya," katanya.
Ratusan warga tersebut merupakan suku nomaden, berpindah-pindah tempat dan hanya dapat ditemui dengan perantaraan Raja Maneo, Nikolas Boiratan.
Polda Maluku juga menyalurkan bantuan sumbangan berupa satu ton beras, makanan siap saji seperti mie instan 200 dus, gula pasir 100 Kg, dan obat-obatan, termasuk memberangkatkan tenaga medis.
Bantuan tersebut dibawa personil TNI dan Polri ke lokasi kejadian dengan memikul sambil berjalan kaki menyusuri hutan dan melewati sungai-sungai di wilayah itu.