Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian akan membuat wadah digital yang menghubungkan ekosistem bisnis industri fesyen yang terdiri dari suplier bahan baku, desainer, penjahit dan industri fesyen dalam konsep yang dinamakan “Fitting Room”.
Demikian disampaikan Direktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kimia, Sandang, Kerajinan dan Industri Aneka, Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian E Ratna Utarianingrum.
“Selain mengintegrasikan rantai pasokan industri fesyen,melalui platform ini juga akan memberikan kemudahan kepada konsumen dalam membeli produk fesyen sesuai dengan ukuran tubuhnya tanpa harus datang kepada penjahit,” kata Ratna di Jakarta, Selasa.
Platform tersebut bakal dibuat tahun ini sebagai salah satu wujud penerapan digitalisasi sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.
Ratna mengungkapkan, proyek percontohan tersebut bakal diuji coba dahulu kepada IKM fesyen di Jawa Barat.
“Kami berharap IKM fesyen di kota lainnya juga dapat mengimplementasikan industri 4.0,” ujarnya.
Apalagi, tambahnya, industri fesyen nasional mengalami pertumbuhan positif setiap tahunnya.
Kemenperin mencatat, Indonesia berhasil mengekspor produk fesyen hingga 14,29 miliar dolar AS pada 2018 atau meningkat 7,75 persen dari tahun 2017 yang hanya mencapai 13,29 miliar dolar AS.
“Hal ini menunjukkan bahwa industri fesyen Indonesia memiliki daya saing komparatif yang cukup tinggi di pasar internasional,” jelasnya.
Selain itu, industri fesyen turut mendorong pertumbuhan gemilang di sektor industri tekstil dan pakaian jadi pada triwulan I tahun 2019, yang mencatatkan posisi tertinggi dengan capaian 18,98 persen. Kinerja ini melampaui pertumbuhan ekonomi sebesar 5,07 persen di periode yang sama.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, industri tekstil dan produk tesktil (TPT) dalam negeri mampu kompetitif di kancah global karena telah memiliki daya saing tinggi.
Hal ini didorong lantaran struktur industrinya sudah terintegrasi dari hulu sampai hilir dan produknya juga dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional.
“Dengan pertumbuhan ekonomi dan pergeseran permintaan dari pakaian sehari-hari (basic clothing) menjadi pakaian fungsional seperti baju olahraga, industri TPT nasional pun perlu membangun kemampuan produksi dan meningkatkan skala ekonomi agar dapat memenuhi permintaan di pasar domestik maupun ekspor,” katanya.