Ambon (ANTARA) - Pertanian modern 4.0 (smartfarming) dijadikan tumpuan untuk mengatasi persoalan, baik dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan bangsa maupun meningkatkan kesejahteraan petani.
Petani menjadi lebih terbantu dengan adanya teknologi "smartfarming", dimana mereka dapat mengidentifikasi kapan saat yang tepat untuk menanam benih dan berapa kadar pupuk yang ditebar bagi lahannya, serta upaya preventif pencegahan hama secara cepat dan tepat.
Harapannya, petani dapat mengimplementasikan pertanian presisi sehingga hasil panen yang didapat meningkat, serta ujungnya pendapatan petani juga bertambah tinggi.
Dalam penerapan di Indonesia, BNI secara konsisten ikut mendorong pemanfaatan kemajuan teknologi smartfarming 4.0 berbasis Internet of Things (IOT) tersebut.
Melalui teknologi RiTx Soil & Weather Sensor, petani dapat memantau kondisi lahan secara realtime dan diharapkan mampu memberikan data pertanian yang lebih terukur serta presisi, sehingga dapat membantu petani dalam meningkatkan efisiensi serta meningkatkan produktivitasnya.
Oleh karena itu, BNI kembali berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian RI, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, serta melibatkan startup agri teknologi yakni PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (PT MSMB) untuk menginisiasi Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0.
Kini, BNI hadir di Desa Besuki, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur dalam
Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0. Gerakan ini terdiri atas beberapa rangkaian acara, dimulai dari saresehan petani untuk meningkatkan produksi melalui pertanian presisi, kemudahan akses pembiayaan perbankan, hingga kesiapan dan sosialisasi penggunaan teknologi digital untuk pertanian serta diakhiri dengan tebar pupuk secara simbolis.
Dalam kesempatan itu hadir Bupati Kabupaten Situdondo Dadang Wigiarto, Dirjen PSP Kementan Sarwo Edhy, Dirjen PDT Kemendesa Samsul Widodo, Direktur Ekonomi Digital Kominfo I Nyoman Adiarna, GM Divisi Bisnis Usaha Kecil 2 BNI Bambang Setyatmojo, Head of Region Kantor Wilayah Malang Wiwi Suprihatno, Head of Investor Relation and Project Manajement PT MSMB Ari Aji Cahyono, serta lebih dari 300 petani dan perwakilan petani atau kelompok tani serta kewirausahaan pertanian di sekitar Kabupaten Situbondo.
Peranan BNI ialah untuk memastikan agar para petani mendapatkan akses pembiayaan yang murah, mudah, disertai pendampingan yang memanfaatkan teknologi smartfarming RiTx selama proses budidaya. Pada musim panen, hasil produksi petani akan diserap oleh offtaker mitra BNI. Ke depan, petani akan menjadi lebih produktif, lebih efisien dan efektif, hasil lahan/ladangnya mudah dijangkau pasar, serta akhirnya menjadi petani yang profesional dan berkulitas.
Dalam sambutannya, Dadang Wigiarto menyampaikan terima kasihnya kepada BNI atas pelaksanaan Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 ini.
“Pemerintah Situbondo menyambut baik penerapan teknologi baik mekanisasi maupun digitalisasi sehingga dapat membantu produktivitas petani Situbondo. Kiranya, kerja sama Pemkab dan BNI dapat terus ditingkatkan terutama pemberian pembiayaan KUR pada masyarakat petani Situbondo," ujarnya.
Direktur Bisnis UMKM dan Jaringan BNI Tambok P Setyawati mengungkapkan, “BNI bersinergi dengan Kementerian Pertanian, Kemkominfo, Kemendesa, dan PT MSMB menjadi mitra strategis dalam penerapan pertanian 4.0 melalui mekanisasi dan digitalisasi dapat peningkatan produksi dan kesejahteraan rakyat petani."
Melalui sarasehan petani, Slamet, salah satu petani di Besuki, mengungkapkan rasa syukur dan menyampaikan terima kasih atas bantuan BNI baik berupa pinjaman KUR dan Corporate Social Responsibility (CSR) sehingga hasil produksi pertaniannya semakin meningkat.
Ia menambahkan, dengan adanya Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0, petani Situbondo semakin dimanjakan karena dapat memantau lahan sawah menggunakan HP android.
Dalam kesempatan yang sama, Bambang Setyatmojo menyampaikan bahwa implementasi konsep smartfarming BNI di Situbodo melalui RiTx Soil & Weather Sensor sangat berguna bagi petani dan perbankan.
Manfaat smartfarming bagi petani ialah; monitoring cuaca, pemupukan presisi, pencegahan hama & rekomundasi pertanian. Di sisi lain, perbankan juga memanfaatkannya smartfarming melalui dashboard dari aplikasi RiTx bertani untuk mapping lahan, monitoring onfarm, pendampingan pertanian yang muaranya untuk memastikan kualitas kredit bank yang lebih baik.
Pada acara ini, BNI memberikan bantuan CSR berupa RITx Soil & Weather Sensor yang digunakan untuk merekam kondisi lahan secara realtime dan memprediksi cuaca yang presisi sehingga petani dapat mengoptimalisasi produksi komoditasnya.
Pemberian CSR kepada kelompok tani ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani penerima KUR di sektor produksi serta menambah portofolio penyaluran KUR oleh BNI, dimana hingga 31 Oktober 2019 telah mencapai Rp15,9 triliun serta menyentuh 183 ribu penerima KUR di seluruh Indonesia.
BNI terapkan "Smartfarming" untuk sejahterakan petani
Kamis, 14 November 2019 10:36 WIB