Ambon (ANTARA) - Harga angkut ternak ke atas kapal di Kabupaten Maluku Barat Daya yang mencapai Rp1.750.000 per ekor sapi dinilai tergolong mahal dan sangat memberatkan para peternak yang hendak melakukan penjualan ke Timika (Papua).
"Kita memang telah perjuangkan kapal khusus untuk mengangkut ternak-ternak milik warga dari Tiakur dan pulau lain di Kabupaten MBD tetapi harga angkutnya masih mahal," kata anggota komisi III DPRD Maluku, Anos Yeremias di Ambon, Kamis.
Sehingga komisi meminta Dinas Perhubungan, KSOP, dan pihak terkait harus menurunkan harganya minimal sampai pada level Rp1 juta atau Rp1,5 juta per ekor sapi.
Menurut dia, kapal ini sudah disubsidi oleh pemerintah tetapi masih menaikkan lagi harga angkut ternak.
Makanya DPRD meminta supaya ongkos angkutan ternak itu harus diturunkan karena ini merupakan bagian dari program Presiden RI Jokowi terkait tol laut untuk membantu peningkatan ekonomi rakyat di wilayah terluar.
Ternak sapi terbanyak di Kabupaten MBD adalah di Pulau Babar, dan setiap kali kapal merapat ke dermaga maka lebih dari 100 ekor sapi yang diangkut ke Timika untuk dijual.
Belum terhitung kambing dan jenis ternak lainnya yang diangkut dengan kapal untuk diperdagangkan secara antarpulau di luar provinsi.
"Kalau satu ekor sapi dipalak Rp1.750.000 untuk ongkos angkut ternak lalu dikalikan dengan rata-rata 100 ekor maka sudah berapa banyak uang yang dikumpulkan dari para peternak, padahal hewan tersebut belum dijual," tandasnya.