Bencana tanah longsor terjadi di sejumlah titik akibat hujan deras yang melanda kota Ambon sejak Sabtu (3/7).
"Data sementara ada delapan titik longsor yang tersebar di empat kecamatan di antaranya desa Nania, kelurahan Amantelu, Skip kelurahan Batu Meja, Batu Gajah, negeri Passo, Batu Merah, Taeno negeri Rumah Tiga dan Toisapu," kata Sekretaris BPBD kota Ambon, Eva Tuhumury di Ambon, Minggu.
Ia mengatakan, curah hujan yang tinggi dalam dua hari ini ada beberapa laporan masyarakat ke BPBD terkait kejadian longsor dan banjir.
Longsor tidak hanya terjadi di kawasan pemukiman penduduk, tetapi juga di badan jalan yakni kawasan Taeno dan Toisapu.
Sedangkan titik banjir di kawasan Cokro desa Waiheru, Tanah Tinggi, Pulo Gangsa, dan beberapa kawasan lainnya.
"Lokasi Cokro Waiheru banjir terjadi dikarenakan drainase kecil sehingga air meluap dan masuk ke rumah warga. Petugas BPBD dibantu warga telah melakukan pembersihan di lokasi," katanya.
Petugas terus melakukan pendataan dan memberikan bantuan tanggap darurat bagi warga. Tahap awal telah disalurkan terpal, sekop dan gerobak, agar masyarakat dapat meminimalisasi longsor.
"Bantuan tanggap darurat lainnya akan segera disalurkan petugas bagi warga yang terdampak bencana," katanya.
Eva mengakui, menyikapi cuaca ekstrem di wilayah pulau Ambon serta dampak yang akan ditimbulkan, maka warga diminta untuk siaga menghadapi bencana.
"Warga yang bermukim di lereng bukit serta bantaran sungai yang rawan banjir diminta untuk siaga mengantisipasi tingginya curah hujan yang akan terjadi beberapa waktu mendatang, serta menghindar dari titik lokasi rawan bencana ke tempat yang aman," katanya.
Hujan dengan intensitas tinggi berdampak pada terjadinya tanah longsor dan banjir, karena itu warga diminta untuk memperhatikan lingkungan tempat tinggal.
Masyarakat harus siaga jangan lengah menghadapi ancaman bencana alam, mengingat intensitas hujan pada beberapa bulan ke depan tinggi dan dalam tenggat waktu lama.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
"Data sementara ada delapan titik longsor yang tersebar di empat kecamatan di antaranya desa Nania, kelurahan Amantelu, Skip kelurahan Batu Meja, Batu Gajah, negeri Passo, Batu Merah, Taeno negeri Rumah Tiga dan Toisapu," kata Sekretaris BPBD kota Ambon, Eva Tuhumury di Ambon, Minggu.
Ia mengatakan, curah hujan yang tinggi dalam dua hari ini ada beberapa laporan masyarakat ke BPBD terkait kejadian longsor dan banjir.
Longsor tidak hanya terjadi di kawasan pemukiman penduduk, tetapi juga di badan jalan yakni kawasan Taeno dan Toisapu.
Sedangkan titik banjir di kawasan Cokro desa Waiheru, Tanah Tinggi, Pulo Gangsa, dan beberapa kawasan lainnya.
"Lokasi Cokro Waiheru banjir terjadi dikarenakan drainase kecil sehingga air meluap dan masuk ke rumah warga. Petugas BPBD dibantu warga telah melakukan pembersihan di lokasi," katanya.
Petugas terus melakukan pendataan dan memberikan bantuan tanggap darurat bagi warga. Tahap awal telah disalurkan terpal, sekop dan gerobak, agar masyarakat dapat meminimalisasi longsor.
"Bantuan tanggap darurat lainnya akan segera disalurkan petugas bagi warga yang terdampak bencana," katanya.
Eva mengakui, menyikapi cuaca ekstrem di wilayah pulau Ambon serta dampak yang akan ditimbulkan, maka warga diminta untuk siaga menghadapi bencana.
"Warga yang bermukim di lereng bukit serta bantaran sungai yang rawan banjir diminta untuk siaga mengantisipasi tingginya curah hujan yang akan terjadi beberapa waktu mendatang, serta menghindar dari titik lokasi rawan bencana ke tempat yang aman," katanya.
Hujan dengan intensitas tinggi berdampak pada terjadinya tanah longsor dan banjir, karena itu warga diminta untuk memperhatikan lingkungan tempat tinggal.
Masyarakat harus siaga jangan lengah menghadapi ancaman bencana alam, mengingat intensitas hujan pada beberapa bulan ke depan tinggi dan dalam tenggat waktu lama.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021