Sejumlah sekolah di Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) dalam masa pandemi COVID-19 tetap menggelar pemberlakuan belajar tatap muka dan pelaksanaan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di masing-masing sekolahnya. Padahal, hingga kini Ternate masih berstatus zona merah atau rawan penularan COVID-19.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Ternate adalah salah satu sekolah yang berkegiatan dengan tatap muka. Menurut Kepsek Ma’ruf A Kahar di Ternate, Kamis, pihak sekolah tetap menggelar berbagai kegiatan di sekolah dengan penerapan protokol kesehatan (Prokes) COVID-19 sangat ketat.

Pelaksanaan MPLS dilakukan di aula SMK Negeri 2 Ternate, dimana jumlah peserta sekitar 53 orang atau 10 persen dari jumlah siswa baru. Sedangkan siswa lainnya mengikuti secara daring dari rumah masing-masing.

Ma’ruf mengatakan, dalam pelaksanaan praktek dari SMK sejenis di Maluku Utara, SMK Negeri 2 Ternate masih menjadi rujukan dan untuk menciptakan lulusan SMK Negeri 2 Ternate yang unggul dan berkualitas.

Menurut dia, lulusan SMK memiliki keunggulan karena dengan keahlian khusus yang bisa langsung diserap Dunia Usaha dan Dunia Industri, meski begitu, bisa optimal jika para lulusan SMK Negeri 2 memiliki BMW yang dimaksud adalah prinsip Bekerja, Melanjutkan (kuliah) dan Wirausaha.

"SMK sebenarnya bisa menjadi sebuah solusi untuk menyerap tenaga kerja, karena diharapkan keluaran SMK ini memiliki bidang keahlian tertentu yang langsung bisa diserap oleh industri," kata Ma’ruf.

Baca juga: Tips aman saat anak kembali belajar tatap muka di sekolah saat pandemi Corona

Namun, sebagai lulusan SMK sudah punya modal kedisiplinan, kepemimpinan, ketekunan, keberanian, tanggung jawab dan solidaritas selama di bangku SMK, karena dengan keahlian yang baik, dipastikan akan memiliki tingkat percaya diri yang tinggi dan siap berkompetisi.

Menurut Ma’ruf lulusan SMK telah menjadi modal bagi siswa, jika belum bekerja dapat menjalankan bisnis karena memiliki ketrampilan khusus selama berada di bangku pendidikan di SMK.

"Saya contohkan, jurusan otomotif saat lulus belum dapat pekerjaan dapat mandiri dengan membuka bengkel, begitu juga jurusan bangunan, listrik dan TKJ (Teknik Jaringan Komputer).

Selain itu Kepsek SMK Negeri 2 berharap MPLS ini berguna bagi peserta didik baru yang akan mengalami perubahan pendidikan karena jenjang ini disiapkan untuk memasuki lapangan pekerjaan, selain bisa melanjutkan ke perguruan tinggi," ujarnya.

Baca juga: Pemkot Ambon belum izinkan belajar tatap muka di sekolah dan kampus


Sementara itu Wakasek bidang Humas, Ade Nyong menjelaskan, masih mewabahnya pandemi Covid-19 proses MPLS pun akhirnya tidak dapat dilaksanakan sebagaimana biasanya.

Oleh karena itu, MPLS tahun ini dilakukan secara daring. Para siswa baru berada di rumah masing-masing selama pelaksanaan MPLS, sementara yang berada di Sekolah hanyalah perwakilan dari 11 jurusan di SMK Negeri 2 Ternate.

Walaupun demikian diharapkan peserta didik baru Kelas VII dapat mengikutinya dengan baik. MPLS merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan di sekolah setiap awal tahun ajaran guna menyambut kedatangan para peserta didik baru.

Kegiatan MPLS akan dilaksanakan selama dua hari pertama belajar di awal Tahun Pelajaran 2021/2022 terhitung mulai tanggal 14-15 Juli 2021 untuk memperkenalkan peserta didik baru dengan lingkungan baru, baik itu perkenalan dengan sesama siswa baru, senior, guru, hingga tenaga kependidikan lainnya di sekolah.

Baca juga: Disdik Ternate: Sekolah harus patuhi protokol kesehatan saat belajar tatap muka

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021